PADANG, METRO – Pemilihan umum merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat untuk menghasilkan wakil rakyat dan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945. Pemilu adalah pesta demokrasi rakyat Indonesia untuk menentukan siapa pemimpin yang akan terpilih. Dalam prosesnya suara rakyat benar-benar menentukan masa depan bangsa.
Masyarakat harus sadar akan pentingnya pemilu ini. Jangan sampai ada yang apatis dan tidak mau tahu. Jangan pernah menganggap bahwa pemilu tidak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena aturan tentang perdagangan, pertanian, dan kebijakan lain mengenai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara ditentukan oleh kebijakan legislatif ataupun eksekutif dan mereka dipilih hanya melalui pemilihan umum.
Menyikapi pemilu yang semakin dekat, sejumlah tokoh masyarakat, agama dan akademisi menyampaikan imbauannya dan meminta seluruh elemen masyarakat agar memberikan hak suaranya dan tidak golput serta tetap menjaga keamanan, ketertiban dýan badunsanak pada pemilihan mendatang.
Selain itu, sejumlah tokoh dan akademisi ini juga meminta seluruh elemen masyarakat tetap menjunjung tinggi pemilu badunsanak meski berbeda pilihan. Tidak hanya itu saja, para akademisi dan tokoh ini juga mengutuk adanya berita hoaks yang bereda di kalangan masyarakat. Selain itu, tetap bersama-sama menjaga keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila .
Seperti disampaikan, pimpinan Wilayah Majelis Dzikir Babussalam Indonesia, H Boy Lestari Dt Palindih. Dia mengatakan pemilu sebentar lagi, untuk itu dia mengajak masyarakat memilih sesuai hati nurani untuk mendapatkan pemimpin yang mempunyai nurani.
Dia meminta masyarakat untuk tidak terpengaruh dengan segala bentuk hasutan dan berita yang belum tentu benar (hoaks), sehingga membuat sesama warga saling benci. Sebagai tokoh agama, Boy mengimbau seluruh masyarakat Indonesia khususnya Sumbar untuk bergembira menyambut Pemilu yang digelar 5 tahun sekali itu. “Pilihlah dengan nurani Insya Allah akan terpilih yang punya nurani. Mari bersama-sama kita sukseskan pesta demokrasi supaya berjalan dengan aman, tertib, damai dan badunsanak” ujarnya, pada awak media.
Boy Lestari Dt Palindih juga mengingatkan kepada penyelemggara Pemilu yakni, KPU dan Bawaslu untuk bekerja secara profesional dan selalu mengawasi, serta berdiri netral. “Bekerja profesional saja, pasti penyelenggara legitimate dan pemimpin terpilih sesuai suara terbesar dalam penyelenggaran Pemilu berdasarkan regulasi yang ada,” ujarnya.
Sementara itu, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM ) Sumatra Barat juga mengajak masyarakat supaya menyalurkan hak pilihnya pada pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan calon legislatif (pileg), 17 April 2019.
Ketua LKAAM Sumbar, M Sayuti Dt. Rajo Pangulu juga mengingatkan masyarakat supaya tidak golput (golongan putih) pada pemilu nanti. Golput sangat tidak dibenarkan, karena pilihan seseorang akan menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya.
Selain itu M Sayuti juga mengingatkan masyarakat supaya tidak bertengkar, karena ada perbedaan pilihan. Namun, yang lebih penting ia mengajak agar tidak berbuat hoaks, yang bisa membuat gaduh. M. Sayuti menyebutkan, untuk menciptakan pemilu badunsanak, damai dan tanpa hoaks di Sumbar, LKAAM Sumbar dengan Polda Sumbar sudah membuat Memo of Understanding (MoU).
Sementara itu, Rektor UNP, Prof Ganefri, mengatakan, khusus untuk para generasi muda, diharapkan bisa menggunakan hak pilihnya. Manfaatkan pesta demokrasi untuk menentukan pilihannya.
Ganefri mengatakan, jelang pemilu ini banyak sebaran berita hoaks untuk menjatuhkan seseorang. Kalau dilihat dari sisi terminologi, hoaks itu adalah informasi palsu, berita bohong atau fakta yang diplintir atau direkayasa untuk tujuan tertentu.
Dia juga mengatakan, terkait adanya isu khilafah di Indonesia, khilafah adalah sebuah sistem kepemimpinan atau pemerintahan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia, untuk menerapkan hukum-hukum Islam dalam mengembangkan dakwah Islam. Bangsa Indonesia terdiri dari suku bangsa dan agama. Karena itu, maka pendiri bangsa sudah memikirkan jauh ke depan bagaimana mempersatukan bangsa ini.
Hal senada juga dikatakan, Rektor Unand Prof Tafdil Husni, untuk meminta seluruh generasi muda jangan golput, pihaknya telah mengimbau seluruh mahasiswa. Sementara untuk mencegah adanya peredaran hoaks di kalangan mahasiswa, pihaknya juga sudah mengingatkan seluruh mahasiswa, dan seluruh jajaran pengajar di Unand.
Selain itu, pihaknya juga telah bekerja sama dengan BIN daerah untuk memantau dan mengawasi kampus dan mahasiswa adanya pergerakan penyebaran berita hoaks atau yang bakal mengancam negeri ini.
“Kita sudah bekerja sama dengan BIN daerah untuk pengawasan di kalangan kampus dan mahasiswa. Jadi setiap ada kuliah umum dan kegiatan mahasiswa tetap kita pantau. Dengan begitu, kita bisa mencegah adanya pergerakan yang bakal merusak dan memecah belah bangsa ini,” tutupnya. (hsb)