“Sampah ini harus menjadi perhatian bersama. Kota Padang ini darurat sampah. Ini bukan hanya pemerintah, tapi kesadaran masyarakat harus kembali ditingkatkan,” kata wako, saat rapat koordinasi pengelolaan TPS liar, beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, ada sekitar 40 ton sampah yang tidak terkelola sehingga menjadi sampah yang terabaikan, tidak sampai disitu, imbas terburuknya adalah menimbulkan bau tidak sedap, serta juga dapat menjadi penyumbang penyebab banjir.
Namun, Wawako Ekos Albar, justru berbeda pendapat dengan Wako Hendri Septa yang telah ‘berbuat’ untuk sebisa mungkin meminimalisir penghasilan sampah di Kota Padang. Wawako Ekos justru menyebut bahwa Persolan sampah yang ada di Kota Padang menurutnya bukan masalah atau isu yang perlu disoroti.
“Saya tidak pernah khawatir dengan sampah, karena walaupun 600-650 ton sehari sampah itu, kita punya TPA itu yang cukup luas, sebenarnya hanya masalah pengelolaan,” kata Wawako Ekos Albar, saat dikonfirmasi POSMETRO beberapa hari lalu.
“Kita di sana mempunyai zona A, B, C dan seterusnya. Yang satu zona digali lalu dimasukkan sampahnya di sana, selang beberapa bulan hingga beberapa tahun itu tentu bisa menjadi kompos. Dan nanti juga akan datang lagi, sampah itu sifatnya datang dan pergi, jadi itu tidak ada yang menjadi isu,” katanya lagi.
Sementara, setiap harinya di kontainer yang di gunakan sebagai bak sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) setiap kelurahan selalu penuh dengan sampah yang juga menimbulkan bau menyengat yang tidak sedap saat melewatinya. (cr2)




















