PADANG, METRO—Jalur kereta api (KA) non-aktif sepanjang Stasiun Kayutanam- Padangpanjang-Batutabal-Muarakalaban-Sawahlunto, melalui objek wisata yang indah. Jalur ini perlu dipelihara dan dilakukan pengawasan.
“Jalur KA non-aktif ini memiliki potensi untuk dijadikan triger tumbuhnya pariwisata di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Karena itu perlu dipelihara dan dilakukan pengawasan,” ujar Kepala Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Sumatera Bagian Barat, Suranto, kemarin.
Suranto menambahkan, pemeliharaan dan pengawasan, perlu dilakukan demi menyelamatkan aset barang milik negara tersebut. Pasalnya, jalur KA non-aktif tersebut cenderung rusak dan beberapa komponennya hilang. Suranto mengungkapkan, selain pembersihan jalur kereta api, saat ini pihaknya sedang menggagas melibatkan para stakeholder, minimal melakukan pengawasan dengan menjalankan lori.
Pengawasan dengan lori ini, diharapkan memunculkan keinginan untuk memanfaatkan jalur KA non-aktif. Karena yang tampak dan dirasakan adalah indahnya suasana sepanjang jalur KA non-aktif ini. “Jika disusuri jalur KA non-aktif kita dapat jumpai pemandangan Air Terjun Lembah Anai, Terowongan KA, Jembatan Tinggi, dan tentunya Danau Singkarak serta lobang bekas tambang batu bara,” ujarnya.
Ke depan, pengawasan juga dapat dilakukan dengan mengajak komunitas jeep untuk melakukan tracking sepanjang jalur KA non-aktif, sambil menikmati indahnya alam Sumbar.
Tak ketinggalan replika lok uap “Mak Itam” juga akan diajak untuk menyusuri jalur KA non-aktif, sudah dapat dipastikan masyarakat juga rindu bunyi peluit lok Mak Itam. “Tentunya ini akan dilakukan dengan kolaborasi antarstakeholder khususnya PT KAI Divre II Sumbar dengan Pemerintah Kota Sawahlunto,” harapnya.
Suranto menilai, jalur KA non-aktif ini memberikan harapan tumbuhnya pariwisata di Sumbar, jika bisa dimanfaatkan. Seperti jalur KA dari Teluk Bayur Kota Padang hingga Sawahlunto. Pada masanya jalur ini merupakan bagian dari prasarana untuk distribusi batubara dan bagian penting dari Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS).
Dengan terpilihnya Kota Sawahlunto sebagai warisan dunia oleh UNESCO, jalur kereta api yang sudah non aktif atau tidak dioperasikan lagi, sangat disayangkan kondisi makin terbengkalai, dan beberapa sudah mengalami kerusakan. “Semoga pengawasan dengan kegiatan-kegiatan tersebut mampu memberikan sedikit kontribusi di bidang pariwisata,” harapnya.(fan)












