AGAM, METRO – Sebuah rumah permanen habis dilahap si jago merah, saat pemilik Nedi (40), sedang membersihkan kebun tak jauh dari lokasi. Kejadian tersebut diduga akibat korsleting listrik di Mato Aia Gaduik, Jorong Tigo Kampuang, Kecamatan Kamang, Kabupaten Agam, Senin (15/5) sekitar pukul 10.30 WIB.
Kebakaran terjadi saat warga sibuk beraktivitas dan posisi rumah agak jauh dari jalan raya. Akibatnya, informasi kebakaran telat didapat, dan rumah petani itu tak bisa diselamatkan. Sebelum kebakaran terjadi, pemilik rumah, masih terlihat bolak-balik dari rumah ke kebun. Meski sempat dibantu warga, tapi pemadaman cukup susah.
Dengan api yang terus membesar, tokoh masyarakat menelepon pemadam kebakaran (damkar) Pemkab Agam. Mobil damkar langsung turun ke lokasi kebakaran dibantu tiga orang anggota PMI Bukittinggi. Setidaknya, ada satu unit mobil damkar dari Bukittinggi, dua dari Agam, dengan personel 20 orang. 15 menit, api dapat dipadamkan, namun rumah tinggal separoh.
Dari data yang didapat koran ini dari anggota PMI, Laila kerugian mencapai Rp300 juta. Termasuk 3 sepeda motor, 1 mesin bajak sawah, dan alat perabotan rumah tangga. “Tak banyak barang yang bisa diselamatkan,” katanya.
Warga sekitar juga tidak dapat berbuat banyak dengan kebakaran ini. “Saat saya melewati rumah, api sudah membesar dan mencapai atap. Warga berdatangan membantu pemadaman, tapi tak bisa maksimal,” kata Rina (24), saksi mata.
Komandan Regu (Danru) F Damkar Posko Biaro Agam, Osmil, mengatakan, mendapatkan informasi ada kebakaran, mereka langsung turun ke lokasi. Membawa serta dua unit damkar, dan dibantu 1 damkar dari Bukittinggi. Karena kondisi rumah cukup jauh dari posko dan jalan yang sempit, petugas cukup lama sampai ke lokasi.
“Kami datang dan langsung memadamkan api sekitar 15 menit sampai api benar-benar mati. Kami lihat terjadinya kebakaran itu diduga berasal dari korsleting listrik yang ada di atas loteng rumah. Api mulainya dari sana,” katanya. (cr8)