SUDIRMAN, METRO–Penataan Sel Landfill Tempat Pengelolahan Akhir (TPA) Sampah Regional Payakumbuh selama Dua hari Sabtu-Minggu, (5-6/3), mengakibatkan ratusan ton sampah organik dan anorganik dari daerah Kota Bukittinggi, Agam, Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh, bakal menumpuk. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh, Devitra, menyampaikan lebih kurang 80 ton sampah organik dan anorganik yang dihasilkan rumah tangga, pasar dan perkantoran, setiap hari di Kota Payakumbuh, dipastikan menumpuk dirumah, di bak truk pengangkutan sampah selama Dua hari. Sekitar 60 persennya merupakan sampah organik yang bisa diolah dengan cara membuat lobang pengomposan. Dan sekitar 40 persen sampah anorganik seperti plastik yang bisa dibuat kerajinan atau di jual ke-bank sampah. “Pada jadwal penutupan tanggal 5 dan 6 Maret 2022 nanti Pemerintah tidak memfasilitasi penjemputan sampah di rumah tangga. Kemudian kita
menghimbau masyarakat untuk mengolah sampah rumah tangga khsusnya sampah organik untuk membuat lubang pengomposan dan untuk sampah anorganiknya yang bernilai ekonomi untuk ditabung di bank sampah atau dijual di tempat pengepul,” ungkap Devitra, saat dihubungi wartawan terkait penutupan selama Dua hari TPA Regional Payakumbuh, Rabu (2/3).
Sementara itu dikatakan Devitra, terkait dengan sampah pasar yang jumlahnya cukup besar tetap diangkut dengan mobil dan disimpan di atas mobil pengakutan sampah sampai tanggal 7 Maret 2022. “Sementara sampah pasar tetap kita angkut dan disimpan dulu di atas mobil dan tanggal 7 Maret 2022 kita buang,” sebut Devitra.
Untuk mengawasi agar masyarakat benar-benar tidak membuang sampah ketempat pembuangan sampah di TPS dan Transfer Depo, Devitra menyebut pihaknya menggandeng Sat Pol PP untuk pengawasan. “Bekerja sama dengan Sat Pol PP untuk pengawasan dan penertiban masyarakat membuang sampah di TPS dan Transfer depo,” ungkap Devitra.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perumahan Rakyat, Kabupaten Lima puluh Kota, Yunere Yunirman, menyebut untuk menyikapi terkait penutupan selama Dua hari TPA regional Payakumbuh, pihaknya tetap melakukan aktivitas penjemputan sampah kerumah-rumah warga di Kecamatan Harau, kawasan Ibu Kota Kabupaten (IKK) dan pasar Sarilamak. “Sampah yang kita kelola itu hanya di Kecamatan Harau khusus IKK termasuk Pasar Sarilamak. Dan jumlahnya hanya 18 ton sehari, jadi tidak terlalu berpengaruh. Kita tetap menjemput sampah-sampah kerumah warga dan pasar. Jadi kita buang sementara ke TPA kita yang ada di Gurun. Untuk jumlah sampah selama Dua hari itu, saya kira bisa tertampung di TPA Gurun,” ungkap Yuneri Yunirman.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi, Aldiasnur, ketika dihubungi menyampaikan bahwa jumlah sampah Kota Bukittinggi sehari mencapai 120-125 ton. Bila Dua hari TPA regional Payakumbuh di tutup, maka akan menumpuk sampai sekitar 250 ton baik di rumah warga, pasar dan kantor-kantor pemerintah, BUMN dan BUMD.
Untuk mengantisipasi penumpukan sampah, dikatakan Aldiasnur, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Agam, untuk pengangkutan sampah ke TPA Lubuak Basuang, Agam di Sungai Jariang. “Kita sedang komunikasi dengan Pemkab Agam untuk membuang sebagian sampah Bukittinggi ke-TPA Lubuak Basuang. Dan masih di hitung, dan kita tunggu,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengeluarkan surat bernomor 660/47/UPTD-PS/DI.H-2022 tanggal 23 Februari, perihal penutupan sementara operasional TPA Sampah Regional Payakumbuh. Menindak lanjuti Surat Gubernur Sumbar, Wali Kota Payakumbuh mengeluarkan Surat Edaran (SE) No 660/44/SE/WL -PYK-2022. (uus)