Oleh: Dr. Ir. Tinda Afriani, M.P (Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas)
Di bidang akademis, salah satu tugas utama dosen adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Dr. Ir. Tinda Afriani, MP, bersama anggotanya, Prof. Dr. Ir. Yurnalis, M.Sc, Dr. Reswati, S.Pt, MP, dan Adisti Rastosari, S.Pt, M.Sc, telah mempraktikkan komitmen dengan memberikan bantuan dan pengetahuan kepada kelompok ternak Cendana di Kenagarian Batu Hampar Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Kelompok ternak Cendana merupakan kelompok peternak yang berfokus pada pemeliharaan dan pengembangan ternak sapi. Keberhasilan peternakan tidak hanya bergantung pada teknik pemeliharaan yang benar, tetapi juga pada pengelolaan bisnis yang baik dan peningkatan kapasitas para peternak. Program pengabdian masyarakat ini telah memberikan kesempatan bagi para dosen untuk berperan aktif dalam meningkatkan perkembangan usaha peternakan sapi di daerah ini.
Salah satu kegiatan pengabdian ini yaitu memberikan sosialisai tentang pembuatan pupuk organik. Pupuk organik memiliki peran penting dalam pertanian berkelanjutan. Dengan menggunakan pupuk organik, peternak dapat meningkatkan kualitas tanah, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan produktivitas tanaman pakan ternak.
Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik oleh kelompok ternak Cendana dapat membantu meningkatkan kualitas pakan ternak dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.
Pupuk organik adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik alami atau bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Pupuk organik dirancang untuk meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman dengan cara yang lebih alami dan berkelanjutan. Berbeda dengan pupuk kimia yang mengandung unsur-unsur hara dalam bentuk sintetis, pupuk organik mengandung nutrisi dalam bentuk organik yang lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Contoh-contoh bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik meliputi kompos (bahan organik terdekomposisi), pupuk kandang (pupuk yang berasal dari kotoran hewan), hijauan (tumbuhan yang digunakan sebagai mulsa atau bahan organik lainnya), limbah dapur, sisa tanaman, dan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengabdian ini mencakup langkah-langkah praktis dalam pembuatan pupuk organik, seperti pengomposan, fermentasi, dan aplikasi pupuk ke lahan pertanian. Peternak diberikan panduan tentang bahan-bahan organik yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk, termasuk bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
Peternak juga diberikan informasi tentang manfaat pemakaian pupuk organik, seperti peningkatan kualitas tanah, pertumbuhan tanaman yang lebih baik, dan potensi penghematan biaya produksi. Selain itu, tim pengabdian memberikan pelatihan praktis kepada kelompok ternak cendana.
Peternak diajarkan cara memulai produksi pupuk organik dalam skala kecil di tingkat peternakan mereka sendiri. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan sumber daya pupuk organik yang berkelanjutan untuk keperluan peternakan mereka sendiri.
Program pengabdian masyarakat ini adalah contoh konkret dari keterlibatan universitas dalam pembangunan masyarakat dan pertanian berkelanjutan. Dosen-dosen Universitas Andalas berharap bahwa dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka bagikan, kelompok ternak cendana akan mampu mengoptimalkan penggunaan pupuk organik, meningkatkan produktivitas peternakan sapi, dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan di wilayah Sumatera Barat. (***)