SOLOK, METRO–PT Citra Nusantara Mandiri (CNM) Solok kembali mempererat jalinan kerjasama dengan BUMN PT Pertani. Kerjasama ini tidak sekadar bisnis saja, namun juga untuk mengembangkan varietas bibit jagung unggul plus riset benih. Bentuk kerjasama ini menyusul dengan telah dilakukannya Memorandum Of Understanding (MoU) antara PT CNM dengan perusahaan BUMN PT Pertani (Persero) yang kini merger dengan PT Sang Hyang Seri.
“Ini bagian dari upaya menjaga bibit jagung unggul tetap lestari hingga ratusan tahun ke depan. Tidak sekadar kerjasama bisnis, tapi kita akan kembangkan juga riset tentang benih di sini,” kata Komisaris Utama PT.CNM, Nofi Candra saat menerima kunjungan Dirut PT Pertani (Persero) Maryono. Jika CNM kembali memproduksi benih jagung dalam skala besar, kata Nofi, ribuan tenaga kerja akan kembali bisa diserap. Sebab, pola pekerjaan di CNM mayoritas padat karya alias menggunakan lebih banyak tenaga manusia.
Sewaktu perubahan dalam kondisi stabil memproduksi bibit jagung, perusahaan ini mampu menampung sekitar 2 ribu lebih tenaga kerja. Sebetulnya menurut Nofi, PT.CNM sudah bekerjasama dengan PT Pertani sejak tahun 2005.
Selama itu pula laju surut jumlah produksi telah dialami CNM bersama Pertani. Pada masa kejayaannya, CNM mampu memproduksi 4.200 ton benih jagung per tahunnya. “Waktu itu baru 2 produk, sekarang kita punya 5 produk. Saya optimis angka 4 ribuan ton per tahun itu bisa kembali kita raih,” kata Nofi.
Dengan produksi 4 ribuan ton per tahun saja, kata Nofi, bisa memutarkan uang di tengah masyarakat Solok sekitar Rp 2 miliar per minggunya. “Kapasitas pabrik kita lebih dari 8 ribu ton per tahun. Semoga ini bisa terwujud, karena pergerakan CNM akan menumbuhkan ekonomi masyarakat,” tambah Nofi.
Sementara itu Dirut PT Pertani Maryono saat berkunjung langsung ke pabrik jagung PT CNM mengatakan, produksi benih jagung PT CNM bekerjasama dengan Pertani, pernah menyumbang 10 persen dari kebutuhan nasional. Dengan kata lain, CNM sudah punya modal besar untuk membali “merajai” produksi benih jagung. “Dalam beberapa tahun terakhir vakum, dan ini yang akan bangun kembali. Sayang jika fasilitas pabrik sebesar ini disia-siakan, apalagi CNM unya produk benih jagung berlisensi,” kata Maryono.
Maryono optimis melihat potensi PT.CNM yang pabriknya bisa menampung 8 ribu ton benih per tahun. Menurutnya, geliat CNM akan “menghidupkan” masyarakat yang dulu ribuan orang bergantung hidup di perusahaan tersebut. Menurutnya, BUMN tidak bisa sendiri untuk memberikan dampak naik terhadap masyarakat. BUMN perlu bersinergi dan ditopang perusahaan lokal.
“BUMN hadir untuk Indonesia, bukan membunuh pengusaha lokal. Kalau CNM berproduksi besar lagi, ribuan orang akan merasakan dampak baiknya. Kita akan support,” kata Maryono.
Di sisi lain, Wakil Ketua DPRD Kota Solok, Efriyon Coneng juga menyambut positif kerjasama Pertani dengan CNM itu. “Serapan ribuan tenaga kerja nantinya juga akan meningkatkan gairah perekonomian masyarakat di Kota Solok,” kata Efriyon.
Selain itu, kata Efriyon, jika CNM kembali menggeliat, banyak lahan-lahan tidur masyarakat yang bisa dimaksimalkan dalam produksi jagung. “Tidak sekadar bicara bisnis, tapi bagaimana CNM sebagai perusahaan lokal benih jagung menjadi tuan di rumah sendiri, yakni Sumbar,” kata Efriyon. (vko)