PADANG, METRO–Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tinggal beberapa hari lagi, namun bila kasus Covid-19 belum mereda, maka bakal akan dilakukan evaluasi dan akan diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) September mendatang.
Hal Itu diungkapkan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman dalam Zoom Meating dengan 34 KONI Provinsi, Selasa, 27 Juli. “Jadwal PON akan digelar sesuai jadwal, namun bila kasus covid di tanah air tidak mereda, maka akan dilakukan evaluasi. Rencana September akan diumumkan Presiden,” tegas Marciano.
Dijelaskan Marciano Norman, PON XX di Papua ini akan mencontoh Olimpiade Tokyo di mana dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Olimpiade Tokyo 2020 pelaksanaannya juga akan jadi rujukan PON XX di Papua. Sisa waktu yang masih ada kita harap program PPKM bisa menekan Covid- 19 di seluruh wilayah dan presiden akan memberi waktu sampai September, asalkan kita mematuhi protokol kesehatan (Prokes) saya yakin PON nanti akan bisa berjalan sesuai rencana,” kata Marciano.
Meski peserta PON XX wajib di vaksin dan tes Covid-19, Kemenpora juga menyiapkan langkah- langkah bila ada atlet, pelatih maupun ofisial terpapar Covid-19.
“Panitia sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi itu dan sekarang sudah ada rumah-rumah sakit di Papua. Berdasarkan pengalaman atlet yang terkena Covid-19 selain mereka sudah di vaksin, daya tahan tubuhnya juga bagus jadi bisa ‘recovery’ dalam 3-4 hari, jangan dibayangkan seperti orang lain,” ungkap Marciano.
“PON XX ini sudah ditunda dari 2020 diundur ke 2021, sementara penyelenggara berikutnya sudah ada yakni Aceh dan Sumatera Utara, tentu ini akan berpengaruh ke persiapan selanjutnya jadi kita sepakat segala daya dan upaya kita kerahkan untuk mengatasi Covid-19,” sambung Marciano.
Namun, sebelumnya DPP KNPI melalui Ketua Bidang Olahraga Sumardi Evulae mendesak Menpora Zainuddin Amali dan Presiden RI Joko Widodo untuk menunda penyelenggaraan PON XX Papua 2021.
Alasannya karena lonjakan penyebaran Covid-19 varian Delta semakin memprihatinkan dan menyebar ke semua daerah, tidak terkecuali di Tanah Papua, tempat penyelenggaraan pesta olahraga nasional ini.
“Penyelenggaraan PON XX Papua 2021 akan berpotensi menjadi cluster baru, di saat banyak penderita Covid-19 membuat fasilitas kesehatan tidak mampu menangani situasi yang ada, tenaga medis kelelahan menangani pasien, bahkan ikut ada korban,” ujar Sumardi dalam keterangannya, Jumat (23/7).
Sumardi menegaskan bahwa memaksakan even dengan skala besar akan menjadi masalah baru bagi pemerintah karena hingga perpanjangan PPKM Darurat sampai 25 Juli 2021, situasi di banyak daerah masih dalam kategori PPKM level III dan IV.
Bahkan, Ketum KNPI Haris Pertama sudah sejak jauh-jauh hari meminta Menpora RI membatalkan PON XX 2021 Papua untuk dibatalkan demi alasan kemanusiaan.
Penundaan bahkan pembatalan PON XX Papua 2021 menjadi cara terbaik dalam menahan laju penyebaran virus Corona dan menghindari cluster baru dari Tanah Papua hingga mencapai target vaksinasi.
Sebab vaksinasi yang digalakkan pemerintah masih jauh dari harapan dan tidak memungkinkan herd immunity tercapai. “Karena alasan gelombang ke-2 Covid-19 ini maka pemerintah harus menunda bahkan membatalkan PON XX 2021 Papua,” katanya.
Sementara Ketua KONI Sumbar A Suardi saat dihubungi, Kamis (29/7) mengatakan, KONI Sumbar tetap melakukan persiapan dan menjalankan arahan yang disapaikan KONI Pusat. “Kita akan menjalani semua arahan yang diberikan KONI Pusat, termasuk persiapan atlet,” tegasnya. (heu)