Oleh: Reviandi
GUBERNUR Sumbar periode 2016-2021 adalah putra asli Kota Padang, Prof Dr H Irwan Prayitno MSc. Dia asli Kuranji, bergelar Datuk Rajo Bandaro, dari Suku Tanjung sebagai penghulu Nagari Pauah IX (Kuranji). Irwan adalah peserta Pilgub Sumbar 2005, 2010, dan 2015. Artinya, dia berpartisipasi dalam setiap gelaran Pilgub Sumbar, sejak dimulainya pemilihan serentak.
Irwan hanya kalah dari Gamawan Fauzi yang berpasangan dengan Prof Marlis Rahman di Pilgub 2005, pemilihan serentak perdana. Saat itu, dia menggandeng Brigjen TNI (pur) Ikasuma Hamid dari Partai Bintang Reformasi (PBR). Koalisinya adalah PKS, PBR dan Partai Hanura. Sayang, dominasi Gamawan pada Pilkada Gubernur yang tak diikuti incumbent Zainal Bakar itu begitu kuat. Irwan yang bermodal anggota Komisi X DPR RI tak bisa berbuat banyak.
Meski kalah, Irwan dapat disebut sebagai perwakilan Kota Padang sebagai daerah dengan DPT (daftar pemilih tetap) terbanyak di Sumbar. Sejak itu, dia kembali maju di Pilgub 2010 berpasangan dengan Muslim Kasim dan menang. Dilanjutkan 2015 dengan Nasrul Abit, membuka jalan melanggengkan jabatannya selama 10 tahun.
Tapi sayang, Pilgub Sumbar 2020 seperti tak memberikan ruang untuk putra asli Padang melaju. Fauzi Bahar yang juga ikut dan kalah dalam Pilgub 2010 (berpasangan dengan Yohanes Dahlan) dan 2015 menjadi calon wakil Muslim Kasim sepertinya tak lagi berhasrat maju di kampung halaman. Putra Kototangah – Kecamatan dengan DPT terbesar di Sumbar bahkan melebihi 7 Kabupaten/Kota di Sumbar ini sudah mendeklarasikan diri maju di Pilgub Kepulauan Riau (Kepri).
Pasca “mundurnya” Fauzi Bahar, tak terlihat lagi orang ibu kota Sumbar yang muncul ke permukaan. Bahkan, untuk calon wakil Gubernur-pun sepertinya sudah tak terlihat. Hanya Wali Kota Padang dua periode, Mahyeldi dianggap sebagai “wakil” Kota Padang. Namun, masih ada nada sumbang yang menyebut, Mahyeldi lebih representatif orang Agam. Sama seperti Fakhrizal (independen), Indra Catri (Gerindra) dan Mulyadi (Demokrat).
Menilik Kota Padang, saat ini memiliki DPT 592.162 dari 3.718.237 DPT Sumbar, atau 16 persen dari pemilih. Jumlah itu diikuti DPT Kabupaten Agam 365.029 pemilih. Di Kecamatan Kototangah saja, DPT mencapai 112.663. Data itu berdasarkan pengesahan dalam Rapat Pleno KPU Provinsi Sumatera Barat 12 April 2019. Untuk Pilgub 2020, tak akan banyak perubahan berarti dan tetap menempatkan Padang sebagai titik pemilih terbanyak.
Sebenarnya, isu tak adanya perwakilan Kota Padang dalam Pilgub ini sudah mengemuka beberapa waktu lalu. Namun, ada dugaan, Mahyeldi “dibiarkan” maju ke Pilkada Sumbar, untuk membuka peluang Hendri Septa yang merupakan putra Pauh V sebagai Wali Kota Padang. Namun, “teori” ini tidak terlalu kuat, karena putra asli Padang harus tetap dimunculkan di Pilkada Sumbar ini.
Soal siapa orangnya, inilah yang sepertinya bikin pusing. Tanpa da Fauzi Bahar, beberapa nama lain mungkin saja muncul, tapi belum benar-benar nampak. Saya tak berani juga menuliskan, siapa putra asli Kota Padang yang akan maju di Pilgub kali ini.
Kalau menilik dari daerah-daerah “asli” Padang seperti Padang Selatan, Padang Utara, Padang Barat dan Padang Utara. Begitu juga dengan Kototangah, Kuranji, Nanggalo, Pauh, Lubeg, Luki dan Bungtekab, memang belum ada yang muncul. Tak “kental” seperti Irwan Prayitno Kuranji dan Fauzi Bahar Kototangah. Mungkin saja nama-nama Emzalmi Pauh, James Helliward Lubeg dan Desri Ayunda Kototangah bisa dimunculkan. Tapi, mereka sudah sangat terlambat kalau berniat maju – meski sebagai calon wakil Gubernur.
Banyak yang memrediksi, Padang akan absen mengirimkan wakilnya di Pilkada Sumbar kali ini. Karena, sampai Maret ini belum nampak satupun calon yang menjadi perwakilannya yang muncul. Apalagi meneruskan 10 tahun kepemimpinan Irwan Prayitno. Kalau memang absen, tentu akan menjadi catatan penting bagi organisasi-organisasi asli Kota Padang – minimal Ikatan Keluarga Padang (IKP) yang juga belum muncul saat ini soal pencalonan.
Berbeda dengan PKDP (Persatuan Keluarga Daerah Piaman), IKPS (Ikatan Keluarga Pesisir Selatan), IKA (Ikatan Keluarga Agam) dan lainnya yang sudah mulai menilik-nilik, siapa yang akan dimajukan dalam Pilgub Sumbar. Atau mungkin, Wako Mahyeldi sudah dianggap mewakili Kota Padang, karena sudah tiga periode (termasuk jadi Wawakonya Fauzi Bahar) menjadi pemimpin Kota Padang.
Tapi yang pasti, ada yang menyebut, siapa yang memenangkan suara di Padang akan memenangkan Pilgub, sepertinya akan tetap berlanjut. Karena Gamawan-Marlis hanya kalah di 3 daerah saat Pilgub 2005 silam. Kota Padang yang “harusnya” dimenangkan Irwan Prayitno juga mereka kuasai. Irwan malah hanya menang di kampung wakilnya Ikasuma Hamid di Tanahdatar, Leonardy Harmaini-Rusdi Lubis (Pasaman Barat) dan Jefri Geovani-Dasman Lanin (Limapuluh Kota).
Pada Pilkada Sumbar 2010 dan 2015, Irwan berhasil menguasai Kota Padang mengalahkan orang Padang lainnya Fauzi Bahar. Padahal, saat 2010 Fauzi Bahar masih menjabat Wali Kota Padang di periode keduanya. Kini, apakah benar, putra asli Kota Padang akan menjadi penonton dan melihat pertarungan orang daerah di Pilgub Sumbar, kita tunggu saja. (wartawan utama)
Komentar