Oleh: Reviandi
GUBERNUR Sumbar 2005-2009 Gamawan Fauzi kerap berseloroh tentang rahasia memenangkan Pilgub langsung perdana. Berkali-kali dia menjawab, pandai bernyanyi. Baik di lokasi baralek, acara resmi, sampai rekaman di studio dan mengeluarkan album. Benar, itu adalah cara Gamawan memenangkan hati masyarakat.
Bahkan, Gamawan punya lagu super hits yang judulnya “Si Bunian Bukik Sambuang” yang konon ceritanya kisah nyata. Saat itu, dia sempat hilang selama lima hari di hutan belantara napak tilas perjuangan Lubuak Minturun (Kota Padang) hingga ke Paninggahan (Kabupaten Solok) 1999. Bersamanya ada 116-124 orang lainnya, pelajar, mahasiswa, polisi, dan juga pejabat Kabupaten.
Memang benar, selama masa kampanye bersama calon wakil Gubernur Prof Marlis Rahman yang saat itu menjabat Rektor Unand, Gamawan memang suka bernyanyi. Tak heran, selain rekam jejak sukses sebagai Bupati Solok dua periode, suara emasnya juga benar-benar memukau pemilih. Mungkin, masyarakat Sumbar waktu itu benar-benar menginginkan Gubernur yang pandai menyanyi.
Bagi Gamawan, suara emasnya ini pulalah mungkin yang membuat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) mengajaknya menjadi Menteri Dalam Negeri 2009-2014. Meski ada yang menolak Gamawan menjadi Manteri, karena Sumbar baru saja terkena gempa hebat 7,6 SR pada 30 September 2009. SBY pun sama dengan Gamawan, suka bernyanyi. Bahkan keduanya masing-masing sudah punya tiga sampai empat album.
Dibawa kepada Pilgub kekinian, calon-calon yang muncul tak banyak yang pandai bernyanyi seperti Gamawan. Mungkin, yang agak mendekati adalah Bupati Agam Indra Catri (IC). IC bahkan sampai merelis album Minang bersama bekas artis anak-anak terkenal Chikita Meidy yang berdarah Minang. Album itu cukup mengena di pasaran, dan tentunya Indra Catri juga tatompang.
Namun, lagunya belum sementereng “Si Bunian Bukik Sambuang” yang fenomenal itu. Mungkin, lagu-lagi IC seperti “Jan Cameh, Nasib Pegawai, Agam Menyemai” dan lainnya belum mengena bagi masyarakat Minang. Bisa jadi karena tidak benar-benar pengalaman mantan Kadis Pariwisata Kota Padang ini. Karena, untuk mengenalkan karya, kalau tidak benar-benar bagus, harus ada gimik yang menarik perhatian publik.
Setidaknya, bagi IC, kepandaiannya bernyanyi bisa jadi modal berkampanye. Biar tidak mono dengan ceramah atau orasi-orasi politik saja di lapangan atau di tempat umum. Bisalah meniru-niru kekinian Gubernur Sumbar (2011-2021) Irwan Prayitno yang gemar menyanyi – lebih tepatnya bermain band – lebih tepatnya lagi berpantun. Nah, IP pun juga pandai bernyanyi dan jadi Gubernur.
Calon lain yang mulai pandai bernyanyi adalah Mahyeldi, Wali Kota Padang. Berbeda dengan kebanyakan, Mahyeldi lebih suka dengan lagu pop atau lagu-lagu perjuangan dan programnya. Salah satu lagunya yang “menasional” adalah Bhineka Tunggal Ika. Lagu tentang kecintaan kepada bangsa yang beragam, Indonesia.
Bahkan, lagu itu menjadi booming di Kota Padang dan Sumbar, saat dijadikan bahan lomba dimana-mana. Mahyeldi pun, tak jarang juga ikut bernyanyi, atau menjadi juri. Kini, lagunya yang mulai terdengar adalah “Padang Tacelak” dan “1821.” Keduanya adalah bagian dari program-program Mahyeldi di periode keduanya menjabat. Selama kampanye, Mahyeldi sebenarnya tak banyak bernyanyi di berbagai acara.
Pada Pilkada Padang 2013 dan 2018 lalu, ada calon yang benar-benar bertalenta hebat saat menyanyi. Sayang, dua kali dikalahkan Mahyeldi. Dia adalah Desri Ayunda, putra Kototangah, Padang yang lama mengabdi di PT Semen Padang. Dengan tampilan yang keren, suara bas, Desri memang kerap bernyanyi di berbagai kesempatan. Bahkan, juga berkali-kali masuk studio rekaman dan televisi.
Irjen Fakhrizal yang telah menyerahkan dukungan sebagai calon Gubernur dari jalur perseorangan ke KPU juga punya suara cantik kabarnya. Tak heran, karena anggota Polri memang rata-rata pandai bernyanyi atau setidaknya ngeh terhadap musik. Setidaknya, modal bernyanyi ini bisa menjadi langkah menarik simpati publik, agar tak terlalu tegang.
Calon lain yang jarang terlihat bernyanyi adalah Ketua Demokrat Sumbar Mulyadi, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Wako Payakumbuh Riza Falepi, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni. Mungkin, ini pekerjaan rumah (PR) bagi tim suksesnya ke depan. Bagaimana dengan cepat membuat jagoan-jagoan mereka bisa memaksimalkan mikrofon yang ada di panggung. Tidak hanya ceramah politik dan tebar janji-janji saja.
Atau, bagi yang tak pandai menyanyi dan akan susah saat kampanye nanti, angsur-angsurlah mencari artis yang jasanya bisa digunakan. Minimal untuk mengumpulkan massa. Jangan sampai, panggung ada, mikrofon ada, musik ada, malah diam seribu bahasa. Sibuk dengan program-program yang disesakkan tim tank ke pikiran saja. Hiburlah rakyat, maka rakyat akan senang berangkat ke TPS. (wartawan utama)
Komentar