JAKARTA, METRO–Pertandingan Indonesia – Bahrain pada Kamis (10/10) masih menyisakan kekesalan di hati masyarakat Indonesia. Sebabnya adalah diduga pertandingan tersebut terdapat kecurangan yang dilakukan oleh wasit Ahmed Al Kaf.
Wasit tersebut dinilai berat sebelah dalam mengambil keputusan. Dibuktikan bahwa Bahrain diuntungkan dalam menit-menit akhir atau saat injury time. Ketika itu, wasit memberikan tambahan waktu 6 menit, tapi laga baru dihentikan pada menit ke-69 saat Bahrain mencetak gol penyama kedudukan, 2-2.
Marahnya netizen kepada Bahrain dilakukan dengan sempat memberikan tag bernada sindiran ke peta Bahrain di Google Maps. Sejumlah daerah, nama jalan, nama tempat di Bahrain, di Google Maps diberikan tag ‘AFC Mafia’.
Selain itu, dikabarkan juga bahwa website dan media sosial federasi sepak bola Bahrain mengalami serangan siber usai laga Indonesia kontra Bahrain berlangsung. Dilansir dari GDN Online, Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) mengatakan bahwa akun media sosial dan situs web korespondensinya telah menjadi sasaran beberapa upaya peretasan.
Hal tersebut menyebabkan infiltrasi akun beberapa karyawan dan gangguan layanan.
Akun media sosial pemain tim nasional Bahrain juga diretas, dan banyak komentar yang menyinggung dan tidak pantas diunggah.
Kepala Departemen Teknologi Informasi BFA Majdi Aldoseri menjelaskan bahwa segala upaya tengah dilakukan untuk melawan upaya peretasan. Ia mengimbau semua pihak yang menggunakan sistem korespondensi elektronik BFA untuk berhati-hati, tidak mengeklik tautan yang mencurigakan, dan mengubah kata sandi mereka untuk menghindari peretasan lebih lanjut.
Aldoseri menekankan bahwa kampanye peretasan yang dialami BFA merupakan bagian dari serangan siber yang dialami berbagai lembaga dan individu, dan menekankan pentingnya mengambil semua tindakan pencegahan.
Aldoseri menambahkan bahwa departemennya menerapkan kebijakan keamanan yang kuat dan menerapkan praktik terbaik, seperti memperbarui program dan sistem secara berkala dengan cara yang meningkatkan pendekatan asosiasi dalam menjaga ruang elektronik yang aman yang melindungi semua pengguna.
Ia lebih lanjut menekankan bahwa kampanye semacam itu tidak akan menghalangi BFA dalam menjalankan perannya sebagai badan penyelenggara sepak bola di kerajaan tersebut. (jpg)