Pesan tersebut disampaikan Waketum MUI Marsudi Syuhud di sela Deklarasi Forum Peduli Indonesia Damai di Jakarta kemarin. Dia mengatakan sikap menerima atau tidak menerima pengumuman KPU, merupakan hal yang wajar. “Yang penting jangan mengorbankan persaudaraan dan perdamaian,” katanya.
Marsudi lantas menyampaikan tujuh seruan untuk semua pihak, terkait rangkaian Pemilu 2024 yang sudah hampir tuntas. Diantara adalah menyerukan untuk menyikapi hasil rekapitulasi suara KPU secara arif dan bijaksana. Kemudian kepada partai maupun pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden yang unggul, untuk tidak berlebihan sampai proses lanjutan benar-benar berakhir. Lalu bagi pihak yang masih belum bisa menerima hasil tersebut, dipersilakan untuk meneruskan langkah sesuai dengan ketentuan Perundangan yang berlaku.
Poin seruan lainnya adalah, pimpinan dan elite partai serta para paslon diharap tetap bisa menjaga konstituen masing-masing. Supaya situasi dan kondisi nasional tetap kondusif dan kerukunan serta persatuan tetap terjaga baik. “Kalah menang didalam kontestasi Politik adalah hal yang biasa terjadi dalam proses demokrasi,” katanya.
Oleh karenanya menjadi kewajiban semua pihak untuk memulihkan kembali ketidakharmonisan yang terjadi selama dan sesudah Pemilu berlangsung. Selain itu mereka menyerukan kerukunan dan keutuhan bangsa jauh lebih penting dan harus dikedepankan. Maka segala hal yang berpotensi bisa mengganggu keutuhan nasional harus dimusyawarahkan dengan mengedepankan akal sehat, hati bersih, dan jiwa yang teduh.
Deklarasi Forum Peduli Indonesia Damai itu dihadiri beberapa tokoh pemuka agama. Diantaranya Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Jacky Manuputtyn. Kemudian Ketum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Permabudhi Romo Judha Hartono, serta Azisoko Harmoko dan Imam Pituduh. (jpg)