Jika PSI Lolos ke Senayan, Kaesang Berpotensi Maju Pilkada

BERBINCANG— Presiden RI Joko Widodo asyik mengobrol bersama ketua umum PSI Kaesang Pangarep, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dan sejumlah kader muda PSI, usai makan malam di Sun Plaza, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (7/2) malam.

JAKARTA, METRO–Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat sorotan publik. Pasalnya perolehan suara partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu mendadak melambung di rekapitulasi suara yang sedang berlangsung di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Padahal sebelumnya hasil data dari hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, perolehan suara PSI hanya sekitar 2 persen.

Belakangan ini suaranya mendadak mendekati 3 persen. Hal itu mendapat sorotan banyak pihak. Jika benar PSI mendapat suara 4 persen dan lolos ambang batas parlemen, maka ada potensi sang ketua umum Kaesang Pangarep terjun ke Pilkada.

Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, lonjakan suara PSI pada hasil real count KPU perlu dikritisi dan dikawal bersama. Kenaikan suara itu dinilai tidak wajar. Jika tidak diawasi, suara partai yang dipimpin Kaesang tersebut bisa tembus 4 persen.

“Harus ditilik bagaimana suara itu masuk melalui C1 plano. Kalau PSI berhasil masuk Senayan, bukan mustahil Kaesang maju sebagai kepala daerah,” tutur Ikrar yang juga peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Di tempat lain, Komisioner KPU Idham Holik mengatakan bahwa pihaknya bakal mengonfirmasi jajarannya untuk mengecek anomali perolehan suara PSI. Khususnya ke jajaran panitia pemilihan kecamatan (PPK). Dia memastikan, data yang tidak sinkron itu akan disinkronkan dengan formulir C hasil.

“Nanti akan kami bantu konfirmasi (ke PPK, Red) betul tidaknya (perolehan suara PSI yang berbeda dengan C hasil, Red),” kata Idham saat ditemui di kantor KPU Jakarta kemarin. Dia kembali menegaskan bahwa rekapitulasi suara yang dipublikasikan di sistem KPU hanya alat bantu. Bukan hasil resmi.

Idham menambahkan, saat ini pihaknya sedang melakukan rekapitulasi secara berjenjang. Dia mencatat, jenjang tersebut sudah mulai dilakukan di beberapa KPU provinsi. Selebihnya, masih di jenjang kabupaten/kota. “Nanti pada akhirnya perolehan suara peserta pemilu akan direkapitulasi di KPU RI (pusat, Red),” paparnya.

Mengenai lonjakan su­ara PSI yang melampaui hasil quick count sejumlah lembaga survei, Idham belum bisa memberikan komentar. Namun, dia menegaskan bahwa semua pihak bisa turut mengawasi proses rekapitulasi berjenjang itu. “Saya ingin mengajak para pengakses Sirekap, tidak hanya melihat data numeriknya saja, tapi mohon lihat foto formulir model C hasil planonya,” ungkap dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebelumnya mengingatkan semua pihak untuk tidak tendensius menyikapi rekapitulasi KPU yang masih berlangsung. Menurut Grace, penambahan dan pengurangan suara dalam proses rekapitulasi merupakan hal wajar. Terlebih, hingga saat ini masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung.

Diberitakan sebelumnya, anomali perolehan suara PSI menuai sorotan setelah terjadinya lonjakan suara PSI di sistem rekapitulasi elektronik KPU. Partai yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, itu tercatat memperoleh 2.403.392 (3,13 persen) secara nasional (data diakses pukul 17.00 WIB kemarin) dengan 65,82 persen data TPS yang masuk.

Anomali itu mulai jadi sorotan sejak Jumat (1/3). Suara PSI tercatat terus merangkak naik selama dua hari berturut-turut. Bahkan, penambahan tersebut mencapai 104 ribu suara dan membuat persentase perolehan suara PSI tembus di atas 3 persen. Persentase tersebut melampaui prediksi sebagian besar hasil quick count yang menyebut PSI hanya meraih suara nasional di bawah 3 persen. (jpg)

Exit mobile version