Oleh: Reviandi
MESKI saat ini nomor urut tidak lagi menjadi jaminan kursi, karena Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem terbuka, nomor urut 1 tetap jadi incaran para Caleg. Bahkan, tak jarang ada yang rela bayar mahal untuk nomor cantik itu. Tak jarang, ada juga partai yang menerapkan ‘mahar’ atau iyuran istimewa kepada Caleg di nomor urut paling atas.
Untuk DPR RI daerah pemilihan (Dapil) I yang terdiri dari Kota Padang, Padangpanjang, Tanahdatar, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya, Kabupaten Solok, Kota Solok, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai, mayoritas diisi incumbent. Hanya Hermanto dari PKS saja yang mengisi posisi nomor urut 2.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempatkan Anggota DPRD Sumbar Rico Alviano di nomor urut 1. Rico 2019 maju ke Sumbar melalui Dapil 6 yang terdiri dari Padangpanjang, Tanahdatar, Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya. Dia berbasis di Sawahlunto. Jadi, menambah 6 Kabupaten dan Kota lagi, Rico bisa berpeluang mendapatkan kursi perdana PKB di Dapil ini.
Gerindra menempatkan incumbent Andre Rosiade di nomor urut wahid ini. Andre adalah ketua DPD Gerindra Sumbar yang kiprahnya di Komisi VI DPR RI sangat dirasakan masyarakat Sumbar. Banyak survei yang menyebutkan, Andre sudah memastikan jatah satu kursi Gerindra, bahkan berpeluang membawa satu kursi lainnya untuk kader partai berlogo kepala burung garuda ini.
PDI Perjuangan yang sedang ‘galau’ pascaditinggal Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres memberikan nomor atasnya ke Alex Indra Lukman. Alex pernah menjadi anggota DPR RI dari Sumbar 2014-2019. Sayang, 2019 dia gagal dan harus tergeser oleh Asli Chaidir di kursi 8, atau kursi terakhir di Dapil Sumbar I. Dengan nomor urut 1, Alex merasa yakin bisa kembali ke Senayan.
Incumbent Darul Siska masih ditempatkan partai Golkar di nomor urut 1. Meski 2019 Golkar kurang nendang dan nyaris terlempar dari kursi DPR RI Dapil Sumbar 1, kali ini dia disebut lebih siap. Setidaknya, dari beberapa survei, Dasrul masih unggul dibandingkan Caleg-Caleg Golkar lainnya.
Lisda Hendrajoni mendapatkan nomor urut 1 dari partai yang diketuai Surya Paloh. Meski suaminya Hendrajoni tak lagi menjabat Bupati Pesisir Selatan (Pessel), tapi kinerjanya sebagai anggota Komisi X DPR dirasakan cukup membantu. Lisda fokus kepada masalah pendidikan dan sosial dalam kiprahnya selama 4 tahun terakhir di Senayan.
Ketua Exco Partai Buruh Sumbar Doni Alferi mendapatkan nomor urut 1 untuk bersaing dengan partai-partai raksasa di Sumbar. Meski secara survei, Partai Buruh belum ada yang disebut melewati parliamentary threshold (PT) 4 persen. Di Sumbar, Doni Alferi yang hanya berharap ada satu kursi per daerah pemilihan di Sumbar atau Kabupaten dan Kota. Soal DPR RI, tentu ada kajian lain.
Mantan anggota DPRD Pessel dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Benny Jovial mengambil nomor urut 1 dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Benny sebenarnya bisa menjadi anggota DPRD Sumbar saat Hamdanus PAW karena maju Pilkada Pessel mendampingi incumbent Hendrajoni. Tapi dia terlanjur memilih Gelora dan jatah itu diambil kader senior PKS Mochlasin.
Saudara tua Partai Gelora, PKS menempatkan anggota DPRD Sumbar Rahmat Saleh di nomor pertama. Dia sudah dua periode di DPRD Sumbar dan mengambil jatah milenial PKS untuk Dapil Sumbar 1. Setelah fit and proper test partai, Rahmat dirasakan layak menjadi calon nomor urut utama. Menggeser incumbent Hermanto ke posisi nomor urut 2.
Mantan Ketua DPRD Pessel, Dedi Rahmanto Putra juga diberikan kesempatan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) sebagai calon dengan nomor urut 1. PKN memberikan Ketua PKN Sumbar nomor paling wahid dari 6 Caleg yang mereka daftarkan. Mantan kader Golkar itu dikenal cukup dekat dengan kelompok HMI, termasuk Ketum PKN Anas Urbaningrum dan mantan Ketum PKN Gede Pasek Suardika.
Dari 8 Caleg Partai Hanura, Zulhendri menempati nomor urut 1. Zulhendri bukan orang baru di perpolitikan Sumbar. Dia pernah menjadi anggota DPR RI Dapil Sumbar 1 dari Partai Bintang Reformasi (PBR) 2004-2009. Sempat hijrah ke PKB, kini dia fokus membantu pemenangan Partai Hanura di bawah kepemimpinan Ketua Umum Hanura Osman Sapta Odang (OSO).
Partai Garda Republik Indonesia atau Partai Garuda menempatkan kader mudanya Derry Yuzairi di nomor urut 1. Sebelumnya, aktivis ini kerap terlihat pada kegiatan-kegiatan PBB. Sekarang, mengusung Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Garuda sedang berjuang melewati 4 persen.
Sempat terlempar ke nomor urut 4 saat daftar calon sementara (DCS), saat ini incumbent Athari Gauthi Ardi kembali nomor 1 dari Partai Amanat Nasipnal (PAN). Athari disebut-sebut akan kembali mendapatkan satu kursi di Dapil ini, meski PAN akan kesulitan mendapatkan dua kursi. Sebagai anggota DPR Komisi V dan anak dari Bupati Solok Epyardi Asda, nomor urut 1 akan sangat membantu bagi Athari menemui periode keduanya.
PBB punya Caleg luar biasa di Dapil 1 dengan nomor urut 1. Dia adalah Dr dr Norman Zainal SpOT, dokter spesialis ortopedi yang berpraktek di Rumah Sakit Umum YARSI dan RSU Bunda Jakarta. Alumni Universitas Andalas pada tahun 1980. Norman menjabat Ketua Indonesia Orthopedic and Traumatology Research Society (IOTRS) dan anggota dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). PBB akan berusaha maksimal untuk mendapatkan kursi, dengan terlebih dahulu mendapatkan PT 4 persen.
Partai Demokrat kembali memberikan nomor urut 1 kepada incumbent Darizal Basir. Dia sudah tiga periode di DPR RI, dan pernah menjadi Bupati Pessel. Meski sudah berumur 73 tahun, sebagai mantan militer, Darizal Basir masih sangat kuat dan terus bergerak mendapatkan suara untuk Demokrat. Dia diperkirakan masih akan meneruskan periode keempatnya.
Dedy Bachtiar menjadi andalan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di nomor urut 1. Dia sudah ‘membombardir’ Kota Padang dan daerah Sumbar 1 lainnya dengan baliho-baliho besarnya yang estetik. Dedy mungkin menjadi satu-satunya Caleg PSI yang benar-benar all out memenangkan Prabowo-Gibran. Dengan gambar AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan, baliho Dedy terlihat bagus dan menarik perhatian.
Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menempatkan mantan bakal calon DPD RI asal Sumbar Rifo Darma Saputra di nomor urut 1. Pengusaha muda asal Minangkabau yang dikenal dengan Gerakan Satu Juta Sajadah itu sebelumnya mengundurkan diri sebagai calon DPD. Kini, dia menggantikan Ali Mukhni sebagai Ketua DPW Perindo Sumbar. Dia bagian dari rencana Hari Tanoesoedibjo meloloskan Perindo ke parlemen.
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menempatkan mantan Bupati Solok dua periode Gusmal di nomor urut 1. Jika ingin berbicara banyak, Gusmal harus mendapatkan suara juga di luar Kabupaten Solok. Karena di Solok sekarang sudah terlalu banyak pemain, seperti Athari Gauthi dan Novi Chandra dari Partai Gerindra. Gusmal adalah politisi yang cakap, meski sempat menjalani hidup di balik terali besi karena kasus korupsi.
Sumbar ternyata menjadi Dapil Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi dan dia pastinya nomor urut 1. Menantu tokoh reformasi Amien Rais itu sepertinya yakin, Sumbar masih ramah untuk Amien dan partainya. Kita lihat, saja, apakah denan mendukung Anies-Imin, bisa membuat Partai Ummat berbuat banyak di Sumbar dan Indonesia umumnya.
Para pemilik nomor urut 1 pastinya akan bekerja dengan baik untuk memastikan mereka duduk di parlemen. Kalah dari nomo urut di bawahnya akan menjadi aib bagi mereka. Apalagi kalau sudah ‘membayar’ mahal-mahal nomor urut yang didapat. Seperti kata humoris dari Amerika Serikat Evan Esar, “Definisi dari pelaku statistik: Seseorang yang percaya angka tidak akan bohong, tapi juga mengakui bahwa jika dianalisa, beberapa di antaranya tidak akan berarti apa-apa.” Bagi yang tidak nomor urut satu, jangan putus asa. (Wartawan Utama)