Oleh: Reviandi
Bakal calon Presiden Anies Baswedan sempat menjadi super idola di Sumatra Barat. Karenanya, Partai NasDem sebagai partai yang pertama kali mendeklarasikan Anies, juga mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Sampai-sampai, pencalegan NasDem begitu istimewa. Hampir di semua daerah pemilihan (Dapil) katanya penuh sesak dan sangat susah menyeleksinya.
Anies memang pernah menjadi idola masyarakat Sumbar, apalagi saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Pilkada yang sempat “membelah” masyarakat Indonesia sampai-sampai membuat Anies disebut “Gubernur Indonesia.” Pascalengser dari kursi Gubernur 2022, Anies langsung disambut oleh NasDem dan dideklarasikan.
Anies resmi dideklarasikan Partai NasDem sebagai Bacapers 2024 pada Senin, 3 Oktober 2022. Partai bikinan Surya Paloh ini sebelumnya mengantongi tiga bakal Capres, yakni Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo. Terakhir, hanya nama Anies yang dimajukan.
Kabar ini terus menggema ke seluruh Indonesia, termasuk di Sumbar. Kedatangan Anies 4 Desember 2022 serentak membuat semangat para kader NasDem membara. Hampir di setiap penjuru Kota Padang dan Kabupaten/Kota di Sumbar terpasang alat peraga dengan foto Bacaleg dan Anies Baswedan. Semangat itu benar-benar nyata, karena juga beredar di berbagai media sosial.
Akhirnya, kedatangan Anies Baswedan disambut meriah di Sumbar. Banyak agenda yang disiapkan panitia yang dikomandoi Ketua DPW NasDem Fadly Amran yang juga Wali Kota Padangpanjang. Acara cukup ramai, meski pada puncaknya hujan lebat mendera. Sehingga acara di Pantai Padang itu tak semeriah yang direncanakan. Sebelumnya disebut akan dihadiri puluhan ribu orang.
Meski demikian, semangat mendukung Anies tak surut, bahkan kian menggebu. Hal itu juga “dimeriahkan” oleh sejumlah lembaga survei yang menyatakan Anies Baswedan telah mengalahkan Prabowo di Sumbar per Januari 2023. Hal yang sangat membanggakan, karena Prabowo adalah pemilik suara mayoritas dua kali Pilpres di Sumbar, 2014 dan 2019.
Sayang, semangat itu tak bisa bertahan lama. Baliho, spanduk dan poster-poster Anies dan kader NasDem mulai rontok satu per satu. Kemungkinan tak diperpanjang para Caleg kepada pihak advertising. Juga keraguan, karena hanya NasDem yang mengusung. NasDem diketahui hanya memiliki 9,5 persen suara Pemilu 2019 atau 59 kursi DPR.
Sementara dari aturan Pilpres, partai politik atau gabungan parpol harus memiliki 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional Pemilu 2019 guna mengusung pasangan calon Presiden dan wakil Presiden. Artinya, NasDem harus mencari koalisi, dan akhirnya datang dari PKS dan Demokrat.
Secara angka-angka koalisi tiga partai pendukung Anies ini telah memenuhi syarat kepemilikan kursi DPR dan suara nasional untuk mendaftarakan calon presdein (presidential treshold). Partai NasDem memiliki perolehan suara sebesar 9,5 persen, Demokrat sebesar 7,77 persen dan PKS 8,21 persen. Secara akumulatif, tiga partai ini memiliki total suara 25,03 persen.
Bila ditilik dari perolehan kursi di DPR hasil Pemilu 2019, Nasdem memperoleh 10,26 persen. Kemudian Demokrat sejumlah 9,39 persen (54 kursi) dan PKS sebanyak 8,70 persen (50 kursi). Total perolehan kursi di DPR bagi tiga parpol ini yakni 28,35 persen atau 163 kursi DPR.
Selanjutnya, koalisi yang dinamakan Koalisi Perubahan resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Capres di sekretariat bersama mereka, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat, 24 Maret 2023. Semangat para pendukung Anies di Sumbar pun kembali bergema. Karena ada tambahan dua kekuatan politik.
Apalagi di Sumbar, PKS dikenal sebagai partai yang cukup cakap dalam bergerak menyosialisasikan tokoh. Terbukti dengan tiga kali partai ini memenangkan Pilgub Sumbar, 2010, 2015 dan 2020. Mengantarkan Irwan Prayitno dua kali sebagai Gubernur, dan Mahyeldi saat ini memimpin Sumbar. Anies diharapkan dapat mendapatkan tuahnya.
Namun yang terjadi di lapangan, PKS pun tak begitu terlihat dan kentara bergerak menyosialiasikan Anies di Sumbar. Banyak kader mereka baik incumbent DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota hanya menampilkan Anies sangat kecil pada alat peraga mereka. Jarang yang benar-benar “duet” dengan Anies nampang di berbagai platform.
Setali tiga uang, Demokrat juga tidak terlihat fokus dalam mengampanyekan Anies. Banyak kader dan Bacalegnya hanya mengampanyekan diri dan Ketum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saja. Anies lebih dikenal sebagai “orang” NasDem yang didukung oleh PKS dan Demokrat. Mungkin karena lebih dahulu mendeklarasikan dibanding dua partai koalisinya.
Setelah beberapa bulan, ternyata Anies tak juga “berkembang” di Sumbar dan secara nasional. Sampai Juni 2023 ini, hampir semua lembaga survei menempatkan Anies di posisi tiga di bawah Prabowo dan Ganjar atau Ganjar dan Prabowo. Anies hanya mendapatkan angka di bawah 15 persen, bahkan sampai ada yang menyatakan 12 persen saja. Angka Anies terus turun.
Hal ini diperparah dengan tersangkutnya kader NasDem Johhny G Plate dalam kasus dugaan korupsi di Kementerian Kominfo. Johhny yang waktu itu menjabat Menkominfo langsung dicopot dan digantikan sementara Menkopolhukam Mahfud MD. Senin 17 Juli 2023 ini, jabatan Menteri resmi diberikan kepada Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi. Artinya, “jatah” NasDem telah berkurang di Kabinet Jokowi-Ma’ruf.
Serangkaian hal itu membuat NasDem tak akan mau tinggal diam. Momentum Apel Siaga Perubahan di Gelora Bung Karno DKI Jakarta, Minggu 16 Juli 2023 benar-benar dimanfaatkan. Fadly Amran menyebut, sekitar 1.500 orang kader NasDem Sumbar turut meramaikan agenda yang dihadiri Ketum NasDem Surya Paloh dan Anies Baswedan itu. Apalagi, ada momen berharga bagi Sumbar saat lagu ‘Kampuang Nan Jauah di Mato’ bergemuruh di GBK.
Apel Siaga Perubahan itu merupakan agenda kumpul akbar sesama kader. Agenda ini penting sebagai pembakar semangat kader untuk bertarung di Pemilu 2024, mulai tingkat nasional hingga daerah. Fadly Amran menyebu, pidato politik yang disampaikan Capres Anies Baswedan dan Ketua DPP Surya Paloh sangat membakar semangat kader dan para Bacaleg yang disiapkan untuk Pemilu 2024.
Semoga, sekembalinya ke Sumbar, NasDem terus bergerak dan kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai parpol. Setelah 2019 lalu porak-poranda di Sumbar, karena mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin yang hanya dipilih 14 persen pemilih Sumbar. Dengan mendukung Anies yang disebut lebih diterima masyarakat Sumbar ketimbang Jokowi, NasDem berharap bisa comeback menjadi yang terbaik.
Seperti semangat akhir 2022 yang sampai yakin bisa menjadi pemenang Pemilu di Sumbar. Karena pada hasil survei berbagai lembaga terakhir, Anies kembali disalib Prabowo di Sumbar, utamanya suku Minang. 50,5 persen katanya kembali mendukung Prabowo, sementara 30-an persen pada Anies. 7 persen ke Ganjar dan sisanya belum menyatakan sikap.
Bacalah kembali apa yang diutarakan Surya Paloh dalam apel siaga itu, “Pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kami, senapas sebangun, sejalan. Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani yang kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki?” Begitulah pernyataan Surya Paloh yang sebenarnya bisa dipakai oleh NasDem untuk kembali meraih simpati masyarakat Sumbar. Masyarakat yang 2019 “anti” Jokowi. (Wartawan Utama)




















