Menunggu Bekas Menteri

Oleh: Reviandi

SEPANJANG informasi yang beredar yang disebut-sebut maju sebagai calon Gubernur Sumbar, ternyata namanya masih itu ke itu juga. Sejak demam Pilgub menggema setahun terakhir, tak ada nama baru yang muncul. Seolah-olah, hanya itulah orang-orang terbaik yang akan bertarung menggantikan Irwan Prayitno yang akan habis masa jabatannya 12 Februari 2021.

Ya, sejumlah nama beken yang diharapkan “turun gunung” dan memimpin Sumbar 2021-2024 tak kunjung mengapung. Lama ditunggu, nama mereka malah kian redup di bawah bayang-bayang calon yang ada saat ini, ya itu ke itu saja, 4 L kata orang (lu lagi lu lagi). Tak ada calon alternatif yang terlihat, meski semua sepakat, APBD Sumbar tak akan kuat membangun daerah yang konon katanya sudah jauh tertinggal dari Riau, Sumut, bahkan Lampung ini.

Ada semacam kesepakatan bersama, yang memimpin Sumbar adalah yang berjaringan luas dan tidak hanya memakai APBD yang terbatas ini saja. Jaringan Pemred Sumbar (JPS) juga pernah mendeklarasikannya akhir tahun lalu. Yang paling cocok adalah menteri atau mantan menteri yang telah lama berkecimpung di pusat. Bukan juga wakil rakyat atau DPR RI yang hanya berkutat soal sidang dan sidang saja. Namun siapa? Tentunya ada sejumlah nama.

Pertama, tentunya Andrinof Achir Chaniago, yang saat ini menjabat Komisaris Utama Bank BRI. Putra Seberang Padang, Kota Padang ini pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK dari 27 Oktober 2014 hingga 12 Agustus 2015. Meski setahun, sudah cukup dicatat sebagai bekas menteri.

Setahun lalu, Andrinof cukup sering disebut sebagai calon Gubernur Sumbar 2021. Bahkan, sejumlah orang yang mengaku dekat, sudah mulai ancang-ancang menyosialisasikannya di tengah-tengah masyarakat. Namun entah bagaimana, kini namanya seolah tidak lagi muncul sebagai sang kandidat. Hanya lebih aktif saat ada acara-acara BRI dilangsungkan di Sumbar.

Padahal, kalau ditelisik, untuk “menggarap” dana pusat, Da An – begitu sejumlah orang memanggilnya, adalah orang yang sangat tepat. Dia pernah menjadi perencana negara ini, bahkan juga terlibat dalam kepindahan Ibu Kota Negara yang hebohnya tak henti-henti itu. Apalagi kedekatannya dengan pusat – bahkan Presiden Joko Widodo. APBD Sumbar yang hanya Rp7,3 triliun ini bisalah dia buat jadi 10 kali lipat. Tapi itulah, Da An tak terlihat mau maju. Kalau soal partai, sejatinya ada dan tak akan susah. PDI P mungkin.

Nama lain yang tak kalah mentereng adalah putra Parupuk Tabing, Padang, Arcandra Tahar. Dia pernah menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, 27 Juli 2016 hingga 15 Agustus 2016. Karena bermasalah dengan kewarganegaraan, sempat dicopot, dan kembali dilantik sebagai Wamen ESDM mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan. Kini, Arcandra menjabat Komisaris Utama PGN (Perusahaan Gas Negara).

Meski baru dilantik sebulan terakhir di PGN, masih banyak suara yang mengajak Arcandra kembali ke Sumbar. Ilmunya yang hebat itu, diharapkan mampu dituangkan menjadikan Sumbar provinsi aman energi dan sejahtera. Namun sayang, sampai kemarin, “dengungan imbauan” itu terdengar, tapi mungkin tak sampai. Padahal, semasa kampanye Jokowi-Ma’ruf, Arcanda cukup getol bekerja. Kalau jadi Gubernur, tentu akan sangat menguntungkan.

Siapa lagi? Ya, nama bekas Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Asman Abnur terlihat sangat cocok. Apalagi, putra asli Piaman ini pernah menjadi Wakil Wali Kota Batam Kepulauan Riau 2001-2006. Berbeda dengan Andrinof dan Arcandra, nama Asman memang tak terlalu sering disebut sebagai calon Gubernur Sumbar. Mungkin, karena dia dianggap tidak terlalu kental Sumbar-nya.

Asman Abnur memang masih “tageh” saat ini. Dia juga berani bertarung dengan Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai calon Ketua Umum PAN. Anggota DPR RI dari Dapil Kepri ini tentu punya modal lebih dibanding dua mantan menteri lainnya. Dia punya partai – PAN. Kalau ingin maju, tentu tak sulit baginya mendapatkan 10 kursi PAN yang ada sekarang. Meski harus menunda keinginan Ali Mukhni maju. Bisa saja, ini jadi bagian tawar-menawarnya dengan ketua PAN saat ini, Zulhas.

Nah, itu dia tiga nama mantan menteri yang diharapkan bisa membantu Sumbar keluar dari “derita” sebagai provinsi dengan APBD kecil. Yang Gubernurnya sering mencari investor ke luar negeri, dan pernah mengeluh gaji kecil, tapi harus tetap “setor” ke partai. Atau, ada satu lagi mantan menteri yang masih berpeluang jadi Gubernur – Gamawan Fauzi. Tapi tentu berat, karena Gamawan juga mantan Gubernur, yang naik pangkat jadi Menteri Dalam Negeri saat Sumbar dilanda gempa besar 2009. Kita tunggu saja, mantan menteri mana yang kira-kira mau maju bertarung. (Wartawan Utama)

Exit mobile version