Oleh: Reviandi
DARI 14 orang anggota DPR RI asal Sumatra Barat, 8 daerah pemilihan (Dapil) I dan 6 Dapil II, hanya dua orang yang pernah menyandang status kepala daerah. Dia adalah Darizal Basir dari Partai Demokrat yang pernah menjadi Bupati Pesisir Selatan (Pessel) 1995-2005. Lalu Suir Syam mantan Wali Kota Padangpanjang 2003-2013 dari Gerindra.
Darizal menjadi anggota DPR sejak 2009, tepatnya saat Partai Demokrat menjadi raja di Indonesia. Pada Pemilu 2024 ini Darizal masih berpeluang memenangkan kursi di Dapilnya. Meski sejumlah survei menyebut, Demokrat bisa kehilangan kursi, karena hanya mengandalkan Darizal Basir seorang pada komposisi Caleg. Jika lolos, ini keempat kalinya purnawirawan TNI itu menjadi wakil rakyat dari Minangkabau.
Bagi Suir Syam, dia sudah dua periode di Senayan dari Partai Gerindra. Ada peluang akan kembali duduk mendampingi jagoan utama Partai Gerindra Andre Rosiade. Karena dari sejumlah survei, mantan Ketua DPD Gerindra Sumbar itu berada di posisi kedua. Sementara Gerindra diprediksi masih dua kursi.
Nah, apakah pada Pemilu 2024 ini akan ada lagi kepala daerah atau mantan kepala daerah di Sumbar yang akan ke Senayan? Salah satu yang disebut berpotensi kuat adalah mantan Bupati Pasaman Benny Utama. Dia maju dari Partai Golkar Dapil Sumbar II dan dalam berbagai survei bisa menumbangkan incumbent John Kenedy Azis.
Benny memang bukan kaleng-kaleng. Dia pernah menjadi anggota DPRD Sumbar 2019 dari Dapil IV Pasaman dan Pasaman Barar. Saat itu, dia menjadi pemilik suara terbanyak di Dapilnya yang mencapai 29 ribuan suara. Sehingga, basis inilah yang membuat banyak yang yakin, suara Banny akan mengalahkan calon-calon lainnya di Dapil ini.
Benny mantan Bupati Pasaman 2 periode dan pernah menjadi wakil Bupati sebelum perpisahan dengan Pasaman Barat. Tiga periode di eksekutif dan pernah pula jadi Ketua DPRD Pasaman dan anggot DPRD Sumbar, tentu membuat Benny amat dikenal. Tak heran banyak yang memprediksi Benny lolos ke Senayan dengan menyingkirkan incumbent.
Masih di Dapil II, ada nama mantan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi yang maju dari Partai NasDem. Meski sempat berjuang menjadi calon anggota DPD RI yang akhirnya mundur jelang ditetapkan KPU, Irfendi cukup disegani. Satu periode menjasi wakil Bupati dan satu periode jadi Bupati cukup bagi Irfendi untuk memastikan kapasitasnya di DPR RI.
Irfendi awalnya memang punya saingan berat, mantan Bupati Padangpariaman Ali Mukhni. Namun perjalanan politisi itu berakhir karena meninggal dunia pada saat daftar caleg tetap diumumkan. Sejatinya, mantan wakil Bupati yang berpasangan dengan Muslim Kasim itu juga berpeluang mendapatkan kursi di Senayan. Tapi nasib berkata lain.
Masih dari Luak yang sama, ada mantan Wali Kota Payakumbuh 2012-2022 Riza Falepi yang maju dari PKS Dapil II. Sayang, peluang Riza agak berat karena incumbent yang dihadangnya adalah Nevi Zuairina alias Nevi Irwan Prayitno. Riza harus bekerja keras agar apa yang dijalaninya membuahkan hasil sukses. Seperti saat menjadi anggota DPD RI 2009 lalu.
Riza Falepi yang 2020 lalu digadang-gadang bakal maju menjadi calon Gubernur, ternyata memilih bersabar. Mengambil kesempatan menjadi wakil rakyat sebelum kembali menjadi kepala daerah yang lebih tinggi. Riza memang punya basis di Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Tapi nama-nama besar seperti Mulyadi, Ade Rezki bahkan Reza Oktoberia masih terlalu kuat. Sangat berat duduk kalau hanya andalkan suara dari dua daerah itu saja.
Beranjak ke Dapil Sumbar 1, ada nama mantan Bupati Tanahdatar Syafiq Pasadigoe dari Partai Nasdem. Sebenarnya 2019 dia sudah maju dari PAN dan harus kalah dari Athari Gauthi Ardhi dan Asli Chaidir. Kini dengan perahu baru, Shadiq diyakini masih bisa mendaparkan suara yang kurang lebih sama. Dan, dia bisa saja duduk di kursi pertama atau kedua NasDem. Lawan beratnya ada dua, Fauzi Bahar dan Lisda Hendrajoni.
Shadiq bukan orang sembarangan. Dia pernah menjadi salah satu petinggi di Kementerian Dalam Negeri. Menjadi wakil rakyat dari Sumbar tentu akan sangat membantu. Dia paham pemerintahan, politik dan berbagai masalah pemerintahan. Tentu bukan kaleng-kaleng sebagai anggota DPR dari Sumbar. Tapi, lawan berat di Dapilnya juga tak mau kalah, mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar.
Fauzi Bahar, Wali Kota Padang 2004-2014 dan memiliki segudang prestasi. Namun sayang, upaya naik kelasnya pada Pilgub Sumbar 2010 dan 2015 tak berjalan baik. Dia gagal sebagai calon Gubernur dan wakil Gubernur. Pada Pileg 2019 juga maju ke DPR RI dari Partai NasDem. Sayang, hokinya masih belum dapat. Fauzi gagal melenggang karena partainya salah satu pendukung Jokowi yang susah dapat suara di Sumbar.
Kini, Fauzi Bahar hadir dengan NasDem yang punya percaya diri tinggi. Mengusung Capres Anies Baswedan yang begitu dipuja di Sumbar. NasDem bahkan berpotensi mendapatkan dua kursi di Dapil Sumbar 1 dan salah satu kandidatnya ya Fauzi Bahar. Kini, Fauzi lebih sibuk dengan pencalonannya. Kali ini adalah waktu yang tepat bagi Fauzi untuk melenggang ke Senayan.
Dari PAN ada mantan Wakil Bupati Pessel Rudi Hariansyah yang maju ke DPR dari Sumbar 1. Belum tuntas lima tahun menjadi Wakil Rusma Yul Anwar, dia mundur dan bersaing di DPR RI. Tidak majunya k lagi Asli Chaidir membuat Rudi berpeluang. Namun tentu tak hanya suara Pessel yang akan digalang. Harus 11 Kabupaten Kota yang diambil Rudi untuk duduk.
Siapa lagi? Ada mantan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno kembali maju ke DPR dari PKS Dapil Sumatra Utara (Sumut) III. Irwan memilih menjauh, karena di Dapil Sumbar I ada anaknya Ibrahim dan Sumbar II ada istrinya. Belum lagi besannya Hermanto juga ada dalam barisan Caleg Dapil Sumbar I.
Jangan ragu naik kelas. Seperti kata Penulis motivasi dari Amerika Serikat Napoleon Hill, “Jika kau berpikir kau kalah kelas, kau benar kalah. Kau harus berpikir tinggi untuk naik. Kau harus yakin akan dirimu sendiri, sebelum kau bisa memenangkan hadiah.” Pastinya ada optimisme yang tinggi yang harus dikeluarkan untuk mencoba naik kelas. Dari kepala daerah menjadi wakil rakyat berkelas di Senayan. (Wartawan Utama)
Komentar