Prabowo percaya diri bakal banyak mendapat dukungan dari partai-partai lain dalam waktu dekat.”Saya yakin kita akan melihat penambahan kekuatan-kekuatan politik di hari-hari dan minggu yang akan datang,” ucap Prabowo.
Prabowo juga mengungkapkan keinginannya untuk menyatukan semua kekuatan politik jika dirinya diberi kepercayaan terpilih 2024. “Saya bertekad, manakala dengan dukungan saudara, saya diberikan kepercayaan, mandat oleh rakyat, saya akan mengajak semua kekuatan politik untuk bersatu,” kata Prabowo.
Sementara Jokowi tak begitu kentara menanggapi dukungan PBB kepada Prabowo itu. Jokowi hanya mengucapkan selamat milad ke-25 PBB. Menurut dia, usia seperempat abad menandakan bahwa PBB semakin matang dalam kancah politik nasional.
Jokowi mengajak PBB menjaga kualitas Pemilu dan turut serta mewujudkan Pemilu 2024 yang penuh kegembiraan. Salah satu caranya, adalah menjadikan pesta demokrasi 2024 sebagai ajang adu gagasan dan ide. “Kita jadikan Pemilu sebagai ajang adu gagasan dan kontestasi ide. Kita bangun keteladanan dan tradisi politik yang baik dan kita jaga stabilitas politik dan stabilitas keamanan,” kata Jokowi lewat sebuah rekaman video yang diputar saat acara.
Selain PBB, sejumlah partai telah memberi sinyal memberi dukungan kepada Prabowo. PAN dalam beberapa kesempatan bakal mendukung Prabowo jika menerima tawaran Erick Thohir sebagai cawapres. Begitu juga elite-elite Partai Golkar yang mulai mendesak Ketum Airlangga Hartarto segera mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo. Ketimbang masih bermanufer bersama Ganjar atau Anies Baswedan.
Kembali kepada PBB. Dengan hadirnya Yusril di kubu Prabowo, mungkin bukan menambah dukungan elektoral atau politik. Karena, pada Pemilu 2019 yang menjadi “tiket” Pilpres 2024, PBBhanya mendapatkan suara 1.099.848 atau 0,79 persen secara nasional. Membuat mereka tak memiliki satu wakil pun di DPR RI, sama seperti Pemilu 2014. Karena tersandung aturan parliamentary threshold (PT).
PT pada pemilu 2019, dan tercantum dalam Pasal 414 dan 415 Undang Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017. Dalam UU itu ditetapkan sebuah parpol harus memperoleh suara sekurang-kurangnya 4 persen dari jumlah suara nasional untuk bisa memperoleh kursi di DPR. Namun tetap bisa mendapatkan kursi di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Minimal, Prabowo kini memiliki “Laksamana Cheng Ho” di tengah-tengah mereka. Orang yang sangat dikenal powerfull dan tak takut dengan ancaman apapun. Prabowo yang masih disentuh dengan masalah masa lalu tentang pelanggaran hak azazi manusia (HAM), mungkin akan lebih baik jika ada Yusril bersamanya.
Bahkan, tak menutup kemungkinan Yusril juga menjadi bakal calon wakil Presiden Prabowo. Asal ada partai lain yang mendukung. Karena Gerindra tak bisa maju sendirian seperti PDIP. Mereka tak memiliki dukungan minimal 20 kursi DPR atau 25 persen suara Pemilu 2019. Jadi harus berkoalisi sesuai arahan UU Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 222.
Langkah PBB sudah bulat. Mereka tak menunggu, tapi deklarasi dan turut berjuang. Mengikuti apa yang diajarkan pendiri Masyumi Mohammad Natsir. Masyumi adalah salah satu inspirasi Yusril dalam mendirikan PBB 1998. Natsir mengatakan, “Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.” Pilihan mudah telah diambil PBB. (Wartawan Utama)




















