BELAKANG TANGSI, METRO–Tepat 14 tahun lalu, Kota Padang ibukota Sumbar dihoyak gempa bumi 7,6 Skala Ritcher. Sabtu (30/9), Pemko Padang kembali memperingati peristiwa memilukan itu di Monumen Tugu Gempa 2009, dengan nama Kesiapsiagaan Bencana.
Detik-detik peringatan pukul 17.15 wib, suasana hening yang mengingatkan dengan peristiwa berkabung di Kota Padang itu kembali terbayang jelas di pelupuk mata, yang ditandai dengan dibunyikannya sirine dan diikuti oleh sirine disejumlah Armada Damkar Kota Padang.
Wako Hendri Septa, saat memberikan arahan menyebut, peringatan ini bukan untuk acara berbesar hati dan hura-hura, apalagi untuk mengundang datang kembali bencana. Tetapi adalah untuk muhasabah diri dan mengenang masyarakat Kota Padang yang menjadi korban dalam peristiwa itu.
Lanjutnya, Kota Padang, pemerintah bersama masyarakatnya selalu bahu membahu dalam mitigasi bencana, sehingga apabila terjadi suatu bencana masyarakat sudah tahu kemana dan apa yang harus dilakukan, sehingga tidak bingung sendiri.
“Kemungkinan terjadinya bencana itu akan terus ada, tetapi kita tidak tahu kapan datangnya, pemerintah kota Padang, selalu melakukan mitigasi bencana kepada masyarakat. Insyaallah Pemko Padang, bersama masyarakat Kota Padang akan selalu istiqomah untuk mitigasi bencana ini,” katanya.
Acara kesiapsiagaan bencana itu, dilanjutkan dengan prosesi penaburan bunga di bawah Monumen Tugu Gempa oleh Wako Hendri Septa, yang saat itu didampingi oleh Mastilizal Aye (anggota DPRD), dan Tuako Andreas Siofiandi, pemrakarsa berdirinya Monumen Tugu Gempa.