SAWAHLUNTO, METRO–Kampuang yang sempat jauh akibat pandemic Covid-19, yang sudah berlangsung selama 2 tahun terakhir, saat ini kembali dapat dikunjungi dalam moment Idul Fitri 1443 Hijriyah 2022 Masehi. Tradisi “pulang kampuang” merupakan salah satu ajang silaturahim tidak saja dengan sanak saudara di kampung halaman, namun juga dengan pemerintah.
Hal itu juga merupakan peluang tukar pikiran antara para perantau dengan pemerintah, sehingga dapat ikut membangun kampung tercinta. Hal ini disampaikan Walikota Deri Asta saat menghadiri acara Halal Bi Halal antara pemerintah Kota Sawahlunto dengan para perantau Luminai yang dilaksanakan di Mesjid Taqwa Lumindai, Senin malam (9/5).
Dalam pertemuan tersebut Walikota Deri Asta memaparkan, berbagai program yang telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sawahlunto.
“Walau di tengah pandemic Covid-19, Pemerintah Kota (Pemko) Sawahlunto tetap berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program yang telah dilaksanakan. Program rumah Tahfiz merupakan salah satu program prioritas pemerintah kota dalam memberikan pondasi yang kuat tentang keagamaan kepada generasi muda di tengah perkembangan informasi dan teknologi saat ini,” ujar Deri Asta.
Dikatakan Deri Astya, untuk menciptakan kehidupan beragama sedari dini, sejak 2019 dari 10 rumah tahfiz meningkat dratis sampai ke 2021 menjadi 38 rumah tahfiz dan ditargetkan di tahun 2022 ini mencapai 50 rumah tahfiz. Sehingga nantinya Sawahlunto akan menjadi gudangnya rumah tahfiz di Sumbar dengan generasi yang mahir membaca tulis Al Quran dan dapat membina lingkungan yang kondusif dan membentuk generasi madani.
Selain itu walikota menyampaikan, inovasi di bidang pendidikan selain reward yang diberikan kepada mahasiswa yang berhasil masuk ke perguruan tinggi. Dan kini di Kota Sawahlunto saat ini sudah ada kampus, yakni kampus PSDKU UNP, di mana tahun sebelumnya hanya ada 3 prodi, tahun ini akan ada tambahan 3 prodi lainnya diantaranya S1 PGSD dan S1 PGTK. Pendirian kampus ini tidak lain dan tidak bukan untuk menfasilitasi bidang pendidikan bagi anak-anak Sawahlunto.
Sehingga tidak perlu keluar daerah lagi untuk menimba ilmu dan cukup di Kota kita tercinta saja, selain dengan mutu yang baik juga akan dapat mengurangi beban orang tua. Sebab tidak memerlukan biaya yang besar jika dibandingkan dengan berkuliah ke daerah lain. Belum lagi pendirian workshop Balai Latihan Kerja (BLK) di Parambahan, juga merupakan langkah yang dilakukan pemerintah untuk menyiapkan tenaga kerja siap pakai, yang hanya ada 3 di Indonesia.
Di bidang kesehatan Deri Asta menjelaskan, untuk saat ini masyarakat Kota Sawahlunto sudah terlindungi asuransi kesehatan BPJS, dimana preminya di bayarkan pemerintah Kota. Sehingga jika ada masyarakat yang sakit tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk berobat, sebab sudah terlindungi oleh BPJS.
“Kita tidak hanya fokus di bidang keagamaan serta pendidikan saja, namun di bidang ekonomi kerakyatan dengan program bantuan bibit ternak seperti itik, kambing dan ayam. Juga dilakukan pemerintah kota dan Alhamdulillah program yang dicanangkan tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh penerima bantuan. Di mana secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian,” ucap Deri Asta.
Dengan kerja bersama seluruh lapisan stage holder yang ada melalui program-program yang dicanangkan di Kota Wisata Tambang Berbudaya yang diakui UNESCO Sawahlunto, membuahkan hasil maksimal. Di mana Kota Sawahlunto mampu menyingkirkan kabupaten dan kota lain di Indonesia dengan menjadi pemuncak indeks angka kemiskinan terendah di Indonesia.
Hal ini memurut Wali Kota Deri Asta prestasi yang membanggakan, di tengah pusaran pandemi Covid-19, Sawahlunto mampu menekan angka kemiskinan. “Ke depan kami membutuhkan dukungan dari para perantau Lumindai, sehingga kita dapat bersama-sama bersinergi dalam membangun kota ini lebih baik lagi dimasa yang akan datang,” ujar Deri Asta. (pin)