TANAHDATAR, METRO–Aksi penyegelan terhadap Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 dan SDN 20 Baringin, Kabupaten Tanahdatar oleh pihak yang mengklaim sebagai pemilik lahan berujung ricuh, Selasa (7/11) sekitar pukul 7.40 WIB. Kericuhan itu dipicu pemilik lahan yang melarang para siswa dan Satpol PP memasuki area sekolah tersebut.
Tak terima diusir, ratusan siswa bersama Satpol PP pun berusaha meringsek masuk ke dalam area sekolah. Aksi dorong-dorongan pun terjadi dengan pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan. Akibatnya, sejumlah pelajar siswa pun mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD Ali Hanafiah SM Batusangkar.
Pantauan POSMETRO di rumah sakit, seorang siswi SMP 2 mengalami cedera serius di lengan kiri diduga patah tulang dan sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Ali Hanafiah SM Batusangkar. Sementara beberapa siswa lainnya juga mengalami luka memar di lengan dan ada juga yang dileher.
Pascakericuham Bupati Tanahdatar Eka Putra langsung menjenguk para siswa SMPN 2 Batusangkar yang dirawat tersebut. Pada kesempatan itu, Bupati menyatakan akan menanggung seluruh biaya pengobatan.
“Saya akan menanggung seluruh biaya pengobatan siswi yang mengalami cedera,” kata Eka Putra di RSUD.
Terkait kisruh pihak ahli waris dengan Pemkab Tanahdatar, Bupati Eka Putra mengeluarkan 12 pernyataan sikap, dalam bentuk siaran pers. Menurutnya, kasus penyegelan SMPN 2 Batusangkar bukan yang pertama, tapi seperti menjadi masalah bagi banyak kepala daerah yang memimpin Tanahdatar.
“Sejak saya menjadi Bupati Tanahdatar, yang saya tahu SMPN 2 Batusangkar adalah aset pemerintah daerah dan tercatat di buku aset. SMPN 2 Batusangkar sudah berdiri sejak tahun 1951 dan saat ini tercatat sebagai asset daerah,” tegas Eka Putra.
Komentar