PADANG, METRO–Hadirnya Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) telah menjadi jaminan kesehatan ibu dan anak secara terpadu. Keberhasilan buku yang sering dibawa ibu-ibu sambil membawa anaknya sewaktu memeriksa kesehatan ke posyandu ini, mendapat sorotan dari sejumlah negara.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menegaskan, setiap bayi dan anak berhak atas kelangsungan hidup, bertumbuh, dan berkembang. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar terus mengoptimalkan jaminan kesehatan anak secara terpadu, dengan memaksimalkan fungsi Buku KIA.
“Kesehatan anak terpadu harus dimulai dari pelayanan kesehatan janin dalam kandungan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, kesehatan prasekolah, kesehatan anak usia sekolah dan remaja, serta perlindungan kesehatan anak. Tujuannya, agar kelangsungan hidup anak terjamin dan menurunkan angka kematian bayi baru lahir, ucap Mahyeldi saat pembukaan “Knowlegde Sharing Program on Maternal and Child Health Handbook”, di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin, (11/9).
Hadir pada kesempatan itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI Dante Saksono Harbuwono dan Kepala Kantor Perwakilan JICA Indonesia Takehiro Yasui.
Juga hadir 26 peserta dari sembilan negara. Yakni, Kamboja, Kenya, Tajikistan, Madagaskar, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Laos. Termasuk Jepang sebagai penyelenggara dan Indonesia selaku tuan rumah. Dari Indonesia turut hadir perwakilan dari DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sumbar.
Mahyeldi mengungkapkan Pemprov Sumbar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menjadikan Buku KIA sebagai instrumen pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang diperkenalkan pada tahun 1994. Buku KIA mulai diterapkan sejak tahun 1997 dan di Sumbar pada tahun 1999.
“Dari Buku KIA, kita memperoleh informasi pelayanan dan perawatan kesehatan bayi. Selain itu juga jadi catatan atas kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan, dan alat komunikasi antar tenaga kesehatan dengan pasien,” ucap Mahyeldi.
Mahyeldi menambahkan, peningkatan kesehatan ibu dan anak selaras dengan prioritas Pemprov Sumbar. Pemprov Sumbar telah mensinergikan 17 indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) ke RPJMD Sumbar 2021-2026, dengan output dan outcome jaminan kehidupan yang sehat dan kesejahteraan, yang meningkat bagi penduduk semua usia.
“Ini juga sejalan dengan misi RPJMD Sumbar, yaitu Meningkatkan Kualitas SDM yang Sehat, Berpengetahuan, Terampil dan Berdaya Saing menuju Generasi Emas tahun 2045,” ucap Mahyeldi lagi.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi juga mengucapkan terima kasih kepada Kemenkes RI, organisasi profesi terkait, serta Japan International Cooperation Agency (JICA), atas dipilihnya Sumbar sebagai lokus pembelajaran dan sosialisasi Buku KIA khusus Bayi Kecil, yakni buku tambahan dan digunakan bersama Buku KIA.
Wamenkes RI Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, data terkini menunjukkan hampir setiap dua menit satu bayi meninggal dunia di Indonesia. Sementara itu terkait kematian ibu saat persalinan, banyak disebabkan pendarahan, infeksi, darah tinggi, serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi.