PADANGPARIAMAN, METRO – Sekda Padangpariaman Jonpriadi bersama Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman Aspinuddin, kemarin, menggelar pertemuan advokasi dan sosialisasi Transmission Assesment Surveys(TAS), survey untuk memastikan keberhasilan pengobatan massal filariasis. Acara tersebut diikuti 55 orang kepala sekolah dan kepala puskesmas se Padangpariaman. Acara tersebut langsung dibuka Sekda Padangpariaman Jonpriadi. Namun, acara dimulai dengan senam peregangan terlebih dahulu.
Sekda Padangpariaman H Jonpriadi dan Kadis Kehatan Padangpariaman H Aspinuddin menyatakan, filariasis ( penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular yang mengenai saluran dan kelenjar limfe disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan oleh nyamuk. “Penyakit ini bersifat kronis dan bila tidak diobati dapat menimbulkan cacat menetap, berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin pada perempuan maupun laki-laki,” ujarnya.
Akibatnya, penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain, sehingga menjadi beban masyarakat.
Berdasarkan data WHO katanya, menunjukkan bahwa didunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berada dinegara berisiko tertular filariasis, dan lebih dari 60 % negara-negara tersebut berada di Asia Tenggara.
Dengan berbagai akibat tersebut katanya, saat ini penyakit kaki gajah telah menjadi salah satu penyakit yang diprioritaskan untuk dieliminasi, seperti di Kabupaten Padangpariaman.
Setelah 5 tahun menjalani pengobatan masal filariasis maka dilakukan evaluasi icrofilaria dalam darah melalui survey darah jari (SDJ) dan Transmission Assesment Surveys (TAS) pada anak sekolah. “Sedangkan untuk kasus klinis dilakukan perawatan kasus akut maupun kasus klinis kronis. Karena itulah kita sekarang melakukan evaluasi untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapannya di Kabupaten Padangpariaman,” tandasnya. (efa)