PADANG, METRO–Selama studi tiru di Bali, mulai dari Rabu hingga Sabtu (21-24/6) , 43 Pelaku Ekonomi Kreatif (Ekraf) dari Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melihat langsung pengelolaan objek wisata dan bagaimana pengelolaan produk UMÂKM di sejumlah objek wisata tersebut.
Saat berkunjung ke DeÂsa Wisata Penglipuran yang dinobatkan sebagai desa terbersih nomor 3 di dunia, rombongan studi tiru melalui dana aspirasi dari Anggota DPRD Sumbar, Ismunandi Sofyan melihat langsung bagaiÂmana keterlibatan warga di desa tersebut menghasilkan produk UMKM dan memasarkannya di depan rumah masing-masing.
Yang menarik warga dalam memasarkan proÂduknya tanpa harus berteriak memanggil pengunjung untuk mendatangi rumahnya melihat produk UMKM-nya. Selain itu tidak merusak estetika banguÂnan pura di rumah mereka dengan baleho-baleho promosi produk.
Wali Nagari Maninjau, Mukhsin yang ikut dalam rombongan studi tiru terÂsebut mengatakan, pengelolaan produk UMKM warga di Desa Wisata PengÂlipuran ini dilakukan dengan kolaborasi yang baik antara pengelola desa wisata dengan warga.
“Ini luar biasa. Kendala bagi kami keseriusan dari masyarakat dan pemerintah belum ada. Kami harus belajar bagaimana organisasi pengelola wisata bagaimana pengelolaannya dengan melibatkan partisipasi warga,” terangnya.
Selain melihat langsung aktifitas warga di Desa Penglipuran. Rombongan pelaku ekraf juga mengunjungi pabrik pembuatan oleh-oleh khas Bali, yakni Pie Susu Dewata. Di pabrik ini rombongan pelaku Ekraf Sumbar dapat melihat langsung bagaimana pengolahan produk Pie Susu dari awal hingga akhir. Termasuk juga di depan pabrik tersebut dapat melihat beraneka ragam oleh-oleh makanan khas Bali di pusat oleh-oleh Dewata.
Kemudian studi tiru berlanjut ke Desa Wisata Blangsinga. Di desa wisata yang terkenal dengan objek wisata air terjun yang indah ini, rombongan peÂlaku ekraf mendatangi usaha Konveksi Krisna, pusat oleh-oleh terbesar di Bali dan bahkan di Asia Tenggara.
Di pusat oleh-oleh ini menghadirkan produk pakaian bercirikan khas Bali, Termasuk juga lukisan dan produk kerajinan UMKM. Selanjutnya di hari ketiga, rombongan Ekraf Sumbar mengunjungi Objek Wisata Bedugul di Kabupaten Tabanan.
Pemandu Wisata Robongan Ekraf Sumbar, I Ketut Budiarta mengatakan Objek Wisata Bedugul ini terkenal di Bali karena memiliki keindahan alam deÂngan hamparan tiga gunung yang berdekatan.
Desa Bedugul masyaÂrakatnya hidup bertani dan dikenal dengan desa lumbung beras di Bali. MaÂsyarakat petani di daerah ini maju dan berkembang berkat pariwisatanya.
“Dengan masuknya proÂgram pariwisata, maka hasil pertanian di daerah ini sudah dijual ke hotel-hotel, tidak lagi di pasar. Pengepul melalui supplier sudah memasukkan proÂduk pertanian di sini ke hotel,” terangnya.
Selanjutnya romboÂngan Ekraf Sumbar meÂngunjungi Pura di Danau Ulun Beratan. Di objek wisata yang pernah dijadikan gambar pada mata uang rupiah ini, romboÂngan Ekraf Sumbar dapat melihat langsung fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap yang menunjang objek wisata yang memiliki keindahan bangunan pura di tengah sungai ini.
Mulai dari lahan parkir yang luas, toilet, rumah makan dan restoran, serta taman yang dilengkapi juga tempat bermain anak-aÂnak. Termasuk juga fasilitas toilet dan musala yang bersih.
Juga ada lokasi-lokasi khusus bagi produk yang dihasilkan pelaku UMKM. Dengan fasilitas lengkap sarana dan prasarana yang memadai dan UMKM yang tertata ini, sehingga pengunjung merasa nyaman dan objek wisata ini selalu ramai dikunjungi.
Selanjutnya romboÂngÂan Ekraf Sumbar juga meÂngunjungi pusat produk pakaian merk Joger, yang khas dengan motif kalimat lucu dan unik penuh makna.
Berlanjut ke objek wisata Pura di Pantai Tanah Lot Desa Beraban. Di lokasi objek wisata yang terkenal dengan gua dan bebatuan besarnya serta pura di atas bukit gua ini, ratusan kios-kios produk UMKM berjejer tertata rapi di sepanjang jalan. Keberadaan produk UMKM ini mulai dari lokasi parkir hingga sepanjang jalan memasuki gerbang Pantai Tanah Lot.
“Semuanya tertata deÂngan baik. Tidak merampas fasilitas umum (fasum). Mereka menempati kios yang bagus dan tertata. Pedagangnya pun tertib. Ini menarik,” terang Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar Doni Hendra.(fan)




















