Pembalab TdS melintas di Solsel dengan latar gunung Kerinci.
SOLOK, METRO–Menghadapi iven tahunan Tour de Singkarak (TdS) 2015, ruas jalan yang menjadi rute lintasan para pembalap kelas internasional itu kembali ditambal sulam. Ruas jalan yang berlubang kini jadi mulus, meski hanya tambal sulam.
Beberapa hari belakangan ini, ruas jalan yang berlubang mulai dari batas Kota Solok melewati Muara Panas, Koto Anau hingga Bukit Sileh dan Danau Kembar yang menjadi rute TdS, sudah ditambal Dinas Pekerjaan Umum. Kondisi ruas jalan yang cukup banyak rusak dan berlubang, selama ini cukup membahayakan bagi pengguna jalan.
Dan dengan adanya iven TdS, jalan-jalan yang berlubang kembali menjadi perhatian pemerintah setiap tahunnya. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Solok Alfajri mengatakan, bukan sekadar perbaikan ruas jalan yang menjadi rute TdS yang diharapkan. Dengan adanya iven TdS, paling tidak masyarakat luar akan lebih mengenal Kabupaten Solok yang memiliki banyak objek wisata alam.
Bagi Kabupaten Solok, TdS cukup dikenal masyarakat. Karena sejak dicetuskan menjadi alek tahunan, balap sepeda wisata ini selalu melintasi sebagian daerah di Kabupaten Solok.
Namun, sejauh mana dampak iven TdS bagi perkembangan wisata di daerah Kabupaten Solok karena telah dilaksanakan beberapa tahun lalu. Paling tidak nama Kabupaten Solok yang memiliki banyak danau sebagai objek wisata akan menjadi salah satu nama daerah yang dikenal dalam pelaksanaan iven berkelas internasional itu.
Untuk pelaksanaan ivent TdS tahun ini, daerah Kabupaten Solok sebagai salah satu daerah pelaksana terlihat melakukan pembenahan terhadap lokasi objek wisata yang akan dilewati peserta TdS. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kebersihan lokasi objek wisata seperti dermaga Danau Singkarak serta convension hall di kawasan Danau Kembar menjadi perhatian pemerintah daerah.
”Untuk menyambut TdS, berbagai persiapan telah kita lakukan,” ujar Alfajri.
Sebetulnya, banyak pihak menilai ivent TdS ini memang sangat membantu daerah dalam mempromosikan potensi daerahnya. Namun, tentu tergantung daerah masing-masing dalam menyikapi dan menjadikan TdS sebagai momentum untuk kemajuan daerahnya terutama di sektor wisata.
Dan di daerah Kabupaten Solok yang cukup banyak memiliki lokasi objek wisata. Seharusnya menjadikan TdS sebagai ajang promosi dan bukan sekadar daerah pelaksana yang dilewati oleh para pembalap.
Dan selama pelaksanaan TdS, daerah Kabupaten Solok memang terkesan sekadar menjadi daerah perlintasan. Sebab para peserta TdS tidak pernah menginap di daerah Kabupaten Solok karena di daerah Kabupaten Solok memang tidak ada penginapan yang memenuhi standar bagi para peserta. (vko)
Komentar