JAKARTA, METRO – Timnas Indonesia U-22 dan Vietnam sedang dalam sorotan menyusul keberhasilan bertemu di partai final cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2019. Kedua negara itu menyingkirkan finalis edisi 2017, Thailand dan Malaysia. Tak sekadar gagal mengulang prestasi dua tahun silam dengan melaju hingga final, Thailand dan Malaysia mencatatkan hasil buruk di SEA Games 2019 dengan tersingkir dini alias kalah bersaing di fase penyisihan grup.
Jika pelatih Timnas Indonesia U-22 dan Vietnam dapat acuangan jempol lantaran keberhasilan mengantar tim masing-masing ke final SEA Games edisi ke-30 ini, bagaimana dengan nasib pelatih Malaysia dan Thailand? Rupanya, keduanya juga menemui takdir berbeda. Pelatih Timnas Malaysia U-22, Ong Kim Swee, sudah resmi kehilangan jabatannya tak lama setelah tim asuhannya kalah 1-3 dari Kamboja pada laga terakhir penyisihan Grup A (4/12).
Pertandingan itu jadi penentu, yang berujung ketidaklolosan Malaysia ke semifinal lantaran hanya finis di peringkat keempat dalam klasemen akhir Grup A. Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), melalui Sekjen, Stuart Ramalingam, sudah memberikan keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Ong Kim Swee yang berakhir pada akhir Desember ini. Kontrak pelatih asal Melaka itu berdurasi dua tahun dan memang habis pada pengujung bulan ini.
Satu di antara penyebab keputusan tak menyodori kontrak anyar kepada Ong Kim Swee adalah kekalahan 0-1 dari Filipina dan 1-3 dari Kamboja, yang dianggap memalukan dan membuat Malaysia tersingkir di penyisihan Grup A SEA Games 2019. Ong Kim Swee menerima keputusan FAM, yang diterimanya kurang dari 24 jam setelah kekalahan dari Kamboja tersebut. “Itu keputusan manajemen, saya harus menerimanya,” kata Ong Kim Swee, akhir pekan lalu.
“Saya tetap harus berterima kasih kepada FAM. Untuk sekarang, saya belum ingin bicara perihal masa depan saya. Saya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga dulu. Saya juga ingin fokus mengejar lisensi Pro,” imbuh pelatih berusia 49 tahun itu.


















