JAKARTA, METRO–Federasi Sepak Bola Irak (IFA) mengirimkan surat resmi kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan induk sepak bola dunia (FIFA) terkait pemilihan negara tuan rumah putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Mereka mendukung Indonesia yang menuntut adanya transparansi dan keterbukaan dalam proses bidding.
Timnas Irak jadi salah satu tim negara yang telah mengunci tiket putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Mereka saat ini menempati peringkat ketiga grup B putaran ketiga dengan koleksi 12 poin, tinggal menunggu pendampingnya antara Oman atau Palestina.
Putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia rencananya akan digulirkan secara terpusat di dua negara dengan format round robin. Sebanyak enam tim peserta nantinya akan dibagi menjadi dua grup dengan masing-masing grup berisikan tiga tim.
Sejauh ini, FIFA dan AFC belum menetapkan tuan rumah putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Namun belakangan beredar kabar bahwa dua negara yang jadi penyelenggara fase tersebut adalah Arab Saudi dan Qatar.
Federasi Sepak Bola Irak pun buka suara. Mereka menyerukan keterbukaan dan keadilan dalam proses bidding.
“Hari ini, Asosiasi Sepak Bola Irak mengirimkan surat resmi kepada FIFA dan AFC, yang menyerukan keterbukaan penuh dan keadilan dalam proses pemilihan negara tuan rumah untuk putaran keempat Kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026,” demikian bunyi keterangan IFA, Sabtu (7/6) malam.
Selain itu, IFA dalam suratnya juga mengajukan permohonan untuk menjadi tuan rumah putaran keempat. Irak merasa sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk bisa bersaing sebagai penyelenggara.
“Dalam surat ini, IFA mengonfirmasi bahwa Irak telah secara resmi mengajukan permintaannya untuk menjadi tuan rumah pertandingan untuk salah satu dari dua grup dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh AFC,” tulis IFA.
“IFA telah menegaskan kesiapan penuhnya untuk menanggung semua kewajiban organisasi, keamanan, dan keuangan yang terkait dengan penyelenggaraan grup tersebut, dengan dukungan langsung dari pemerintah Irak dan lembaga terkait,” tambahnya.
Selain itu, IFA juga mengirimkan pujian dan dukungannya kepada negara lain yang menutut hal serupa. Salah satunya yang disebut IFA adalah Indonesia, dalam hal ini PSSI terkait pentingnya mengklarifikasi mekanisme dan kriteria seleksi.
“IFA percaya bahwa pengungkapan resmi proses dan waktu seleksi akan berkontribusi untuk memperkuat kepercayaan di antara federasi dan menjaga prinsip kesempatan yang sama secara adil dan transparan,” kata IFA.
“IFA menekankan bahwa Irak memiliki infrastruktur olahraga yang maju dan telah mengumpulkan keahlian organisasi, serta antusiasme yang luas dari masyarakat Irak, yang semuanya menjadikan Irak memenuhi syarat untuk menjadi tuan rumah pertandingan internasional tingkat tinggi yang sesuai dengan status Irak dan sepak bola Asia,” tambah IFA dalam keterangannya.
Federasi sepak bola Irak tak lupa menekankan bahwa mereka menaruh kepercayaan penuh kepada FIFA dan AFC mengenai profesionalisme dan kompetensinya. Dia berharap ada keputusan terbaik yang dibuat.
“IFA mengakhiri surat tersebut dengan menekankan kepercayaan penuh mereka pada kompetensi dan profesionalisme FIFA dan AFC, dan komitmen mereka untuk membuat keputusan akhir yang melayani kepentingan sepak bola Asia dan memastikan distribusi peluang yang seimbang dan adil di seluruh benua,” tutupnya. (jpg)
















