LANGKAH Chelsea untuk mendatangkan striker anyar di bursa transfer musim panas dipastikan tidak akan mulus. Klub asal London Barat itu dikabarkan serius mengincar Benjamin Sesko, bomber muda RB Leipzig yang kini mulai dilirik banyak klub elite Eropa. Namun, bukan hanya mereka yang mengintai. Rival berat dari Inggris, Liverpool, juga disebut masuk dalam perburuan sang pemain.
Pelatih anyar Chelsea, Enzo Maresca, tampaknya mulai menyusun fondasi skuad untuk musim depan. Setelah musim 2024/2025 yang naik-turun, terutama dalam hal produktivitas lini depan, Chelsea ingin menambal kelemahan itu. Nama Benjamin Sesko pun muncul sebagai target utama.
Situasi Chelsea di klasemen juga menjadi faktor penting dalam perburuan striker baru. Saat ini mereka duduk di posisi keempat klasemen sementara, tepat di zona Liga Champions. Namun laga pamungkas kontra Nottingham Forest pada 25 Mei mendatang akan menjadi penentu. Jika kalah, Chelsea bisa saja tersingkir dari posisi empat besar dan gagal tampil di Liga Champions musim depan.
Kondisi itu tentu akan memengaruhi strategi belanja pemain. Dengan kompetisi Eropa sebagai daya tarik, posisi Chelsea akan jauh lebih kuat dalam meyakinkan target seperti Sesko. Sebaliknya, jika gagal lolos, maka The Blues harus bersiap menghadapi kemungkinan ditikung klub lain—termasuk Liverpool.
Laporan dari Fichajes menyebutkan bahwa Chelsea telah menyatakan ketertarikan serius terhadap Sesko. RB Leipzig dikabarkan memasang harga sekitar GBP 84 juta atau sekitar Rp1,7 triliun untuk striker asal Slovenia itu. Harga yang cukup mahal, namun sebanding dengan potensi besar yang dimiliki pemain berusia 21 tahun tersebut.
Sesko dikenal sebagai penyerang dengan fisik tangguh dan kecepatan yang mengejutkan. Data mencatat bahwa ia memiliki kecepatan maksimal hingga 35,69 km/jam, menjadikannya pemain tercepat ketiga di Leipzig musim ini. Bahkan, kecepatannya mengungguli Leroy Sane, winger cepat milik Bayern Muenchen.
Namun, statistiknya musim ini di Bundesliga sedikit mengkhawatirkan. Dari 33 pertandingan, Sesko gagal mencetak gol di 21 laga. Hal ini menunjukkan bahwa meski punya potensi besar, ia belum sepenuhnya konsisten di level tertinggi. Performanya yang tidak stabil ini membuat banyak pihak mempertanyakan apakah ia siap bermain di Premier League yang lebih keras dan kompetitif.
Bagi Chelsea, ini menjadi dilema tersendiri. Mereka sudah terlalu sering membeli pemain muda dengan potensi besar, tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Nama-nama seperti Mykhailo Mudryk, David Datro Fofana, hingga Armando Broja menjadi contoh proyek yang belum benar-benar berhasil di Stamford Bridge.