Bagi Amorim, laga final di Bilbao nanti akan menjadi pertandingan terbesar dalam kariernya bersama Man United. Jika berhasil menang, ini akan menjadi trofi pertama Amorim bersama Setan Merah setelah sebelumnya sukses meraih dua gelar Liga Portugal bersama Sporting Lisbon.
“Bagi saya, ini yang paling penting karena ini pertandingan berikutnya,” ucap Amorim penuh semangat.
Di kubu Tottenham, pelatih Ange Postecoglou juga berpeluang mencetak sejarah. Manajer asal Australia itu terkenal selalu mempersembahkan trofi di tahun keduanya melatih sebuah klub, termasuk saat menangani Brisbane Roar, Yokohama F. Marinos, dan Celtic. Jika berhasil, ini akan menjadi trofi besar pertama Spurs sejak memenangkan Piala Liga pada 2008.
Musim ini menjadi mimpi buruk bagi kedua tim di liga domestik. Man United mencatatkan rekor 16 kekalahan di Premier League, sementara Tottenham mengalami 19 kekalahan, menyamai rekor terburuk klub. Kedua tim dipastikan gagal menembus zona Eropa lewat jalur liga, membuat Liga Europa menjadi satu-satunya harapan untuk kembali ke kompetisi elit Eropa.
Menariknya, Tottenham telah mengalahkan Man United di tiga pertemuan musim ini, yakni dua kali di Premier League dan sekali di Piala Liga. Namun, Amorim tetap optimistis dengan peluang Setan Merah.
“Setiap pertandingan punya sejarahnya sendiri. Kami kalah di tiga laga sebelumnya, tapi kami bisa menang di final ini,” tegasnya.
Final Liga Europa 2025 di Bilbao akan menjadi ajang pembuktian terakhir bagi kedua tim untuk menyelamatkan musim dan meraih tiket Liga Champions. Tidak hanya sekadar trofi, kemenangan di laga itu akan menjadi kebangkitan bagi salah satu dari mereka. (jpg)