Pengoperasian Offside Semi-Otomatis ini tidak mengubah keakuratan pengambilan keputusan tetapi meningkatkan kecepatan dan efisiensi proses pengecekan. Banyak pertanyaan muncul mengenai Liga Inggris yang mengembangkan SAOT-nya sendiri, padahal liga lain sudah memperkenalkannya.
“Sistem yang kami adopsi adalah sistem yang terbaik. Kami percaya ini adalah sistem yang paling akurat dan paling relevan hingga masa depan dan itulah mengapa kami memilihnya,” kata Tony Scholes.
“Harus saya akui, mengingat kesulitan yang kami hadapi selama beberapa bulan pertama musim ini, saya sangat meragukan hal ini (SAOT), namun kemajuan yang dicapai selama empat hingga enam minggu terakhir sangatlah signifikan.
“Kami yakin kami akan mengadopsi sistem terbaik dan sistem paling akurat tanpa memerlukan chip in the ball (Chip yang ada di dalam bola) untuk menggunakan teknologi VAR baru ini,” tambahnya.
FIFA dan UEFA telah menggunakan sistem chip in the ball yang disempurnakan ketika Piala Dunia dan Liga Champions. Chip di dalam bola tersebut untuk mendeteksi sentuhan bola. Namun, Adidas memiliki hak paten untuk sistem itu.
Sementara liga-liga besar Eropa tidak ada yang menggunakan perusahaan tersebut sebagai pemasok bola secara resm.
Serie A salah satu liga domestik Eropa pertama yang beralih ke SAOT sejak Januari 2023 setelah beberapa kesalahan VAR yang terkenal di awal musim itu menyebabkan gol kemenangan Juventus di menit-menit akhir dianulir secara tidak benar.
La Liga menjadi liga top Eropa kedua yang beralih ke SAOT pada awal musim 2024, meski keakuratannya diragukan termasuk ketika gol Robert Lewandowski untuk Barcelona dianulir saat melawan Real Sociedad. (jpg)




















