Jadi Pelatih Tunggal Putri Pelatnas PBSI, Imam Tohari Beberkan 3 Target Besar untuk Gregoria Mariska Cs

TARGET TINGGI— Target tinggi dimiliki oleh Imam Tohari selepas terpilih sebagai pelatih kepala tunggal putri utama Pelatnas PBSI 2025. Eks pelatih Timnas Jepang itu punya sejumlah misi yang ingin diwujudkan oleh Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan.

JAKARTA, METRO–Target tinggi dimiliki oleh Imam Tohari selepas terpilih sebagai pelatih kepala tunggal putri utama Pelatnas PBSI 2025. Eks pe­latih Timnas Jepang itu punya sejumlah misi yang i­ngin diwujudkan oleh Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan.

Imam Tohari ditunjuk menjadi pelatih kepala tunggal putri utama di Pelatnas PBSI mulai 2025 pada Jumat (20/12). Dia akan bekerja sama dengan Nunung Subandoro sebagai Asisten Pelatih.

Sebelum terpilih di Pe­latnas PBSI, Imam Tohari merupakan pelatih kepala tunggal putra taruna (U-19) dan dewasa di PB Djarum. Meski begitu, posisi pelatih tungal putri bukan hal baru baginya.

Pria kelahiran Sidoarjo, 26 November 1978, itu pernah menangani tim nasio­nal tunggal putri Jepang. Salah satu anak didiknya kala itu adalah Aya Ohori ketika masih junior.

Jabatan itu Imam Tohari pegang sebelum diri­nya kembali ke Indonesia pada 2013 sebagai asisten pelatih tunggal putra Pelatnas PBSI hingga tahun 2016. “Bisa dipercaya kem­bali oleh PBSI, saya sangat bersyukur. Ini adalah tantangan baru bagi saya,” katanya dalam keterangan resmi PB Djarum

“Memang selama ini saya melatih tunggal putra di PB Djarum, tetapi ketika melatih di Jepang, saya sempat juga menangani tunggal putri, bahkan sektor ganda pun pernah saya pegang,” tambahnya.

Karena itu, Imam Tohari enggan menganggap perpindahan melatih sektor tunggal putra ke tunggal putri sebagai hamba­tan. Dia sudah paham be­tul bagaimana cara dan metode yang harus dite­rapkan dalam menangani Gregoria Mariska Tunjung dan kolega.

“Karakter pemain tunggal putra dan putri pasti berbeda, jadi tugas saya adalah pendekatan lebih dalam dengan karakter masing-masing pemain. Kalau masalah teknik, saya rasa tidak ada masalah,” tambah Imam.

Di Pelatnas PBSI 2025, Imam Tohari akan melatih lima pebulu tangkis tunggal putri utama. Selain Gregoria Mariska, ada Putri Ku­suma Wardani, Komang Ayu Cahya Dewi, Ester Nurumi Tri Wardoyo, dan Ni Kadek Dhinda A. Pratiwi.

Imam Tohari pun sudah punya sejumlah target yang ingin dicapai mulai tahun depan. Salah satu­nya adalah berprestasi da­lam ajang All England 2025, salah satu turnamen tertua.

“Target prestasi yang ingin dicapai oleh tim tunggal putri tentu ada. Dalam beberapa bulan ke depan, mungkin dua bulan dari sekarang, ada turnamen besar All England, lalu Kejuaraan Dunia, Asian Games 2026, dan target jangka panjang di Olimpiade 2028.

Selain itu, kata Imam Tohari, dia juga ingin anak asuhnya nanti bisa berbi­cara banyak dalam turnamen individual dalam rangkaian BWF World Tour. “Itu bersifat berjenjang, hampir setiap bulan ada, dan kemenangan harus terus diupayakan. Harapannya, kami bisa meraih hasil terbaik di setiap turnamen yang diikuti,” jelasnya.

Target lain yang tak kalah tinggi dari seorang Imam Tohari di Pelatnas PBSI adalah ada lebih dari satu anak asuhnya yang masuk dalam 10 besar da­lam ranking BWF.

Saat ini hanya ada satu tunggal putri Indonesia yang masuk 10 besar. Dia adalah Gregoria Mariska yang berada di urutan ke­enam dunia. Sementara lainnya masih cukup jauh.

Seperti Putri Kusuma Wardani yang ada di posisi ke-18. Kemudian Ester Nurumi Tri Wardoyo (34), Komang Ayu Cahya Dewi (44), dan Ni Kadek Dhinda (152).

“Selain itu, target saya tahun ini adalah menempatkan dua atau tiga tunggal putri yang masuk peringkat 10 besar dunia,” pungkas Imam Tohari. (jpg)

 

Exit mobile version