Herve Renard Tak Baper Diteriaki Mafia, Saudi Murni Kalah karena Timnas Indonesia Lebih Jago

PADANG, METRO–Pelatih Arab Saudi, Herve Renard, buka suara soal teriakan ‘mafia’ yang ada saat timnya berhadapan dengan Timnas Indonesia. Dia tak menganggap hal itu sebagai masalah hingga masuk ke hati.

Teriakan ‘mafia’ menggema dalam pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Selasa (19/11) malam. Teriakan itu muncul beberapa kali, terutama saat ada drama yang terjadi melibatkan wasit dan tim Green Falcons, julukan Arab Saudi.

Salah satu yang paling keras adalah saat wasit asal Uzbekistan, Rustam Lutfullin, mengeluarkan kartu merah ke Justin Hubner. Selain itu, ada juga ketika pemain Arab Saudi guling-guling jatuh setelah dilanggar.

Herve Renard menyadari teriakan itu. Tapi, dia mengatakan bahwa dirinya dan segenap para pemain Arab Saudi tak ambil hati alias terbawa perasaan diteriaki ‘mafia’.

Menurutnya, The Green Falcons sudah terbiasa dengan atmosfer yang mengintimidasi seperti itu. “Saya menghabiskan 3,5 tahun di Arab Saudi dan saya kembali ke sini,” tutur Renard.

“Ini adalah negara yang luar biasa. Jadi semua orang bisa berpikir sendiri (tentang bagaimana) situasinya karena mereka adalah bangsa yang luar biasa,” tambahnya.

Karena itu, Herve Renard menilai kekalahan Arab Saudi dari Timnas Indonesia bukan karena tekanan suporter tuan rumah, melainkan karena timnya yang bermain lebih buruk dari skuad Garuda, terutama pada awal-awal laga.

“Mereka (para pemain) dari Arab Saudi, mereka terbiasa bermain di atmosfer seperti ini. Masalahnya hanyalah kami tidak memulai pertandingan seperti yang seharusnya. Itu saja,” jelasnya.

Di satu sisi, mantan pelatih Timnas Putri Prancis itu menyadari bahwa performa Timnas Indonesia memang lebih baik. Dia pun menilai Garuda layak menang dibanding timnya. “Mereka memulai per­tandingan layaknya ini laga persahabatan. Jadi, kami dihukum malam ini. Maka, saya katakan sekali lagi, saya menerima (kekalahan) ini,” katanya.

“Dan, kami tidak mencetak gol di banyak per­tandingan. Begitulah realitasnya. Kami kebobolan karena set piece dan counter attack. Kami tidak mampu melakukan defense (dengan baik),” pungkas Renard. (jpc)

Exit mobile version