Sementara itu, Wasekjen KONI Ahmad Saifuddin menyambut baik kejurnas soft tennis sebagai ajang try out PON 2024. Cabor soft tennis menjadi awal masuk di perhelatan paling puncak di olahraga nasional PON XXI Aceh-Sumut.
“Kami berharap seluruh atlet yang mengikuti kejurnas ini manfaatkan semaksimal mungkin, tampilkan jati diri menjadi atlet yang sesungguhnya dan nanti di PON silakan perlihatkan profesional atlet yang membanggakan,” ucap Ahmad Saifuddin.
Soft tennis lahir dan berkembang di Jepang pada 1885. Serupa dengan tenis lapangan (lawn tennis) tapi tak identik. Perbedaan mendasar adalah pada raket dan bola yang digunakan.
Soft tennis menggunakan bola yang lebih lebih ringan, empuk, tak berbulu, dan jauh lebih lentur. Selain itu, teknik memukul bola berbeda. Nah, untuk raket yang digunakan, diameter lingkaran raket soft tennis lebih kecil, bobotnya juga lebih ringan. Selain itu, tali senarnya lebih kendor ketimbang tenis.
Satu lagi yang membedakan tenis lapangan dengan soft tennis pembagian tugas antara pemain satu dan dua dalam soft tennis. Tapi, aturan ini bukan harga mati. Hanya urusan lapangan yang tidak repot. Soft tennis bisa dimainkan di lapangan untuk tenis lapangan.
PP Pesti menggalakkan soft tennis dengan melaksanakan kegiatan pelatihan wasit dan pelatih dalam rangkaian kejurnas soft tennis tingkat nasional sekaligus try out PON XXI Aceh-Sumut 2024. (jpg)