Selama ini Irfan dan istri memang mendukung penuh kegiatan positif Aisha dan adik-adiknya. “Kami berusaha memfasilitasi minat mereka dengan mengikutkan ke klub berkuda serta memberi pelatih dan kuda untuk berlatih. Bahkan, sampai urusan safety kami siapkan seperti helmnya, sepatu, body protector,” ungkapnya.
Irfan membebaskan anak-anaknya untuk memilih jalan mereka. Aisha, misalnya. Sebelum berfokus menjadi atlet berkuda, dia banyak menjajal bidang olahraga lain dan cukup mahir melakukan semuanya. Di antaranya, berenang, memanah, dan pencak silat.
“Pas pandemi karena sekolahnya online, jadi cari kegiatan outdoor supaya tidak di kamar saja. Karena usia kuda kami sudah cukup, Aisha juga sudah tambah tinggi, jadilah dia mulai berkuda lagi,” ceritanya.
Aisha lantas menjajal peruntungan bersama kudanya, Dynasty Sword. Kompetisi demi kompetisi serta kemenangan pertama dan berikutnya membuat remaja perempuan itu ketagihan. Dia makin semangat berlatih dan mengikuti berbagai kejuaraan.
Melihat sang kakak, Chafidz Djalu Hakim ikut tertarik mencoba. “Satu syarat kami. Jika ingin serius jadi atlet, jangan menyepelekan sekolah. Pendidikan tetap harus didahulukan,” tutur Irfan. (jpc)