Atlet Lari Sulit Rebut Tiket ke Olimpiade Paris 2024, Agus Prayogo: Aturan Limit Waktu jadi Penyebab

ATLET LARI— Pelari jarak jauh atau maraton Agus Prayogo mengungkapkan aturan limit waktu menjadi penyebab atlet lari dalam hal ini di nomor yang ia lakoni sulit merebut tiket Olimpiade Paris 2024.

JAKARTA, METRO–Pelari jarak jauh atau maraton Agus Prayogo mengungkapkan aturan limit waktu menjadi pe­nyebab atlet lari dalam hal ini di nomor yang ia lakoni sulit merebut tiket Olimpiade Paris 2024.

“Kalau untuk di nomor maraton sendiri memang untuk limit atau kualifikasi Olimpiade ini memang di­pertajam. Sehingga memang cukup berat buat kita atlet di Asia, khususnya Indonesia untuk bisa lolos,” ujar Agus kepada An­tara, Senin (22/4).

“Contoh simpel, waktu saya 2016 itu kualifikasinya ada di dua jam 19 untuk nomor maraton putra. Se­karang jadi dua jam, kalau enggak salah dua jam 10 menit dipertajam. Begitu juga dengan yang putri, yang tadinya di dua jam 42 menit, sekarang jadi dua jam 26 menit,” imbuhnya.

Jika mengacu pada limit waktu beberapa tahun lalu, menurut Agus atlet lari maraton putri Indonesia Odekta Elvina Naibaho dapat lolos Olimpiade Paris 2024. “Tapi karena seka­rang kan peraturan terbaru, kualifikasinya makin ketat. Memang aturan dari sananya ya,” ujar Agus.

Sementara itu, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) masih mengupayakan atletnya Lalu Muhammad Zohri untuk memburu tiket Olimpiade Paris 2024 dengan berlatih di Amerika Serikat, dan ber­kompetisi di sejumlah ke­juaraan untuk kualifikasi.

“Federasi sudah totalitas untuk Olimpiade ini. Karena memang dilihat dari beberapa atlet kita yang punya peluang besar salah satunya ada Zohri untuk nomor 100 meter,” kata Agus.

“Ya kita doakan aja mu­dah-mudahan nanti dia di kejuaraan terdekat ini bisa lolos. Sehingga nanti dari atletik ada perwakilan yang berangkat juga ke Paris,” harapnya.

Saat ini total 18 atlet Indonesia yang telah mengunci tempat di Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah Arif Dwi Pangestu (panahan), Diananda Choirunisa (panahan), Desak Made Rita Kusuma Dewi (panjat tebing), Rahmad Adi Mul­yono (panjat tebing), Fa­thur Gustafian (menembak), Rifda Irfanaluthfi (senam).

Kemudian Rio Waida (selancar ombak), Eko Yuli Irawan (angkat sesi), Rizki Juniansyah (angkat besi), Nurul Akmal (angkat besi), Rinov/Pitha (bulu tangkis), Jonatan Christie (bulu tang­kis), Anthony Sinisuka Ginting (bulu tangkis), Gregoria Mariska Tunjung (bu­lu tangkis), Apriyani Rahayu/Fadia (bulu tangkis), Fajar Alfian/M.Rian Ar­dianto (bulu tangkis), Bernard Benyamin van Aert (balap sepeda), dan La Memo (dayung). (jpg)

Exit mobile version