Ibu Menyusui Tak Disarankan Menjalankan Puasa Ramadhan

Ilustrasi Ibu menyusui.

JAKARTA, METRO–Praktisi Kesehatan Ma­syarakat dr. Ngabila Salama menyarankan agar ibu yang tengah menyusui tak ikut melakukan ibadah puasa Ramadhan. Diketahui bahwa Kementerian Agama RI telah memutuskan bulan Ramadhan 1445 Hijriah atau bulan puasa mulai pada Selasa (14/3) besok.

“Sebaiknya ditunda pada yang sedang memberikan ASI eksklusif 0-6 bulan,” ujarnya kepada wartawan, Senin (11/3).

Namun begitu, ia me­ngatakan bahwa bagi ibu menyusui yang anaknya sudah di atas enam bulan boleh melakukan puasa Ramadhan dengan memastikan beberapa hal.

“Untuk usia di atasnya diperbolehkan berpuasa dengan memastikan asupan makanan busui seimbang,” ungkapnya.

Ngabila mengatakan bahwa puasanya ibu me­nyusui mesti dibantu dengan vitamin dan mineral, minum air putih minimal 3 liter per hari atau setara 12 gelas, dan pastikan bayi juga mendapat makanan pendamping asi (MPASI) yang seimbang, bergizi, cukup.

Meskipun begitu, secara agama sebetulnya ibu menyusui mempunyai ke­ringanan untuk tidak me­lakukan ibadah puasa. Nan­tinya, ibu tersebut dapat mengganti puasa di bulan lain atau membayar fidyah.

Lantas, bagaimana de­ngan seorang perempuan yang tengah hamil? Apakah boleh ikut berpuasa?

“Boleh (berpuasa) di usia kehamilan berapa pun selama tidak ada gejala yang cukup dominan muncul,” ungkap Ngabila.

Ia mengatakan bahwa perempuan yang hamil mesti memastikan beberapa hal bila ingin ikut berpuasa, seperti pertumbuhan janin normal, makan makanan yang seimbang dibantu vitamin mineral yang cukup, dan kebutuhan minum lebih banyak 2,5-3 liter per hari atau se­tara 10-12 gelas per hari. (jpc)

Exit mobile version