Marinus Maryanto Wanewar menjadi oase di tengah krisis striker tengah timnas Indonesia. Dia menjadi mutiara baru dari Papua, pasca Boaz Solossa.
Marinus Wanewar mendapatkan kesempatan kedua untuk bergabung dengan Tim nasional Indonesia. Pemain asal Sarmi, Papua itu bertekad tak akan mengulang kesalahan serupa.
Marinus menjadi bagian sekuat Timnas U-23 di SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Berhasil turut meloloskan Indonesia ke semifinal, namun Marinus kehilangan tempat di skuat Garuda. Satu kesalahan dibuat pemuda 21 tahun itu. Marinus membuat aksi tak pantas saat menghadapi Kamboja. Oleh Luis Milla, pelatih Timnas saat itu, Marinus pun tak lagi diberi tempat.
Marinus pernah membuat kesalahan fatal di mata Luis Milla. Dia bertekad untuk mendapatkan kepercayaan di Timnas Indonesia lagi. Marinnus baru berusia 21 tahun. Usianya di sepakbola relatif masih cukup panjang.
Talentanya terendus sejak belia. Marinus telah mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Timnas U-23 dua tahun lalu. Dia masuk skuat inti Timnas Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, yang dibesut oleh Luis Milla.
Tapi, sejak itu, dia tak lagi mendapatkan tempat di Timnas. Tertutupnya tempat di Skuat merah Putih era Milla untuk Marinus dipicu insiden dalam laga antara Indonesia dengan Kamboja dalam pertandingan babak grup SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Selangor, Malaysia, Kamis, 24 Agustus 2017.
Laga itu berakhir dengan kemenangan Indonesia atas Kamboja 2-0. Tapi, kemenangan tak mulus. Muncul keributan usai pertandingan.
Pelatih timnas Kamboja, Vasconcellos Andrade Vitorino, menilai Marinus provokasi. Dia menilai Marinus bertindak tak terpuji dengan menggerakkan alat vitalnya ke arah bangku cadangan pemain Kamboja. Marinus langsung meminta maaf secara terbuka usia insiden itu. Tapi Milla memberikan sanksi moral. Dia tak lagi memberikan tempat kepada Marinus.
Momen itu menjadi pelajaran berharga bagi Marinus. Dia bertekad tak mengulanginya. Apalagi, Marinus mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi Timnas U-22 di bawah asuhan Indra Sjafri.
Pemain asal Sarmi itu dipanggil sejak seleksi perdana bersama 37 pemain lain untuk mengikuti training camp menuju Piala AFF 2019 itu. Dia juga lolos dalam penyeleksian tahap pertama menjadi 30 pemain.
Marinus bertekad membayar kepercayaan itu. Anak keenam dari delapan bersaudara tersebut mengasah kesabaran di lapangan dengan ekstra. ”Pasti dia (Indra Sjafri) tahu apa yang saya buat. Ya saya kontrol emosi saja. Saya buktikan di dalam maupun luar lapangan saya tunjukkan yang terbaik supaya pelatih bisa melihat ‘Oh, Marinus sudah berubah. Tidak seperti yang dulu lagi,” kata Marinus.
”Selama latihan, waktu ditekel, saya berusaha untuk sabar. Walaupun terkadang datang emosi, saya berusaha untuk sabar,” ujarnya.
Marinus berharap besar bisa tampil di Piala AFF U-22. nanti. Dia rindu mengenakan jersey Skuat Merah Putih. Di ajang tersebut, Indonesia menghuni Grup B bersama Myanmar, Malaysia, dan Kamboja.
“Saya harap bisa lolos seleksi dan masuk 11 pemain dan dipercaya coach Indra. Menghadapi kerasnya permainan dengan negara peserta lain? Kita lihat saja. semoga tidak terjadi apa-apa,” pemain berusia 21 tahun itu berharap. (*/ren)