Pemerhati dan Pengayom Masyarakat Disabilitas, Miko Kamal Raih Penghargaan

PENGHARGAAN— Ketua Penasihat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Sumatera Barat, Miko Kamal, Ph.D memperlihatkan penghargaan dengan kategori Pemerhati dan Pengayom Masyarakat Disabilitas.

PADANG, METRO–Miko Kamal, Ph.D., Ketua Penasihat Perkumpulan Pe­nyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Sumatera Barat memperoleh penghargaan de­ngan kategori Pemerhati dan Pengayom Masyarakat Disabi­litas. Penghargaan diserahkan pada acara pembukaan Rakernas PPDI 2023 yang digelar di Auditorium Gubernur Provinsi Sumatera Barat, Kamis (27/7).

Miko Kamal saat diwawancarai usai kegiatan pembukaan Rakernas dan penyerahan peng­hargaan mengatakan bahwa disabilitas merupakan bagian dari kita yang harus diperhatikan dan diwujudkan kesetaraannya.

Miko yang juga Ketua DPC Peradi Padang itu mengatakan, saat ini Kota Padang hanya memiliki dua titik ramah disabilitas yakni di jalan Permindo dan Khatib Sulaiman.

”Perjuangan kita dengan kawan-kawan LBH dan PPDI Kota Padang dimulai sejak tahun 2015 ketika kita menginisiasi pembuatan Perda disabilitas di Kota Padang,” ucap Miko, Jumat (28/7).

Advokasi terhadap penyandang disabilitas berlanjut de­ngan diusulkannya konsep Permindo ramah disabilitas kepada Wali Kota Padang yang pada saat itu dijabat oleh Mahyeldi Ansharullah, kemudian pihak­nya melanjutkan teknisnya de­ngan mengadakan beberapa kali pertemuan dengan pihak PUPR.

“Misalnya, di trotoar yang akan dibangun di Permindo harus tersedia ram (jalan melandai) agar pengguna kursi roda dapat menggunakan trotoar secara mandiri. Juga harus ada gading block yang jadi panduan bagi penyandang tuna netra ,” ungkapnya.

Kemudian, pihaknya juga mengusulkan pembuatan lampu pengatur lalu lintas ramah disabilitas di depan toko Sari Anggrek, dimana saat menyeberang lampu tersebut mengeluarkan bunyi sebagai penanda bagi penyandang tuna netra. Sayangnya, menurut Miko, lampu tersebut dari saat diresmikan sampai sekarang tidak pernah hidup.

Miko menyampaikan bahwa membangun infrastruktur ramah disabilitas itu, seperti mem­beli satu barang menda­patkan 2 barang.

”Konsepnya beli satu dapat dua. Maksudnya, setiap infrastruktur yang ramah terhadap orang umum belum tentu ramah terhadap disabilitas, sebaliknya ramah terhadap penyandang disabilitas sudah pasti ramah terhadap masyarakat u­mum,” jelasnya. Sebab itu, Miko mendorong kota Padang menjadi kota ramah disabilitas.

Norman Yulian, Ketua U­mum PPDI saat menyampaikan sambutannya mengapresiasi kepedulian banyak pihak untuk mewujudkan kesetaraan pada masyarakat yang disabilitas.  ”Kita apreasiasi semua pihak yang memperjuangkan hak-hal disabilitas dimana dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak diharapkan bisa mencapai misi kesetaraan,” tuturnya. (cr1)

Exit mobile version