Wasit Liga 2 asal Yogyakarta, M Irham menyebut praktik pengaturan skor di kompetisi sepak bola nasional dilakukan secara sistematis.
Melalui penasehat hukumnya yaitu Taufiqqurahman, wasit yang juga menjabat Ketua Askot PSSI Kota Yogya tersebut mengungkapkan praktik lancung yang mencoreng wajah sepak bola Indonesia bahkan telah menentukan tim juara maupun tim promosi sejak awal kompetisi.
“Sebenarnya model seperti ini (match fixing-red) tidam hanya terjadi di Liga 2 dan Liga 3, tapi bisa jadi juga di Liga 1. Jadi termasuk misalnya sebuah pertandingan siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah itu juga sudah ditentukan sejak awal,” ungkap Taufiq yang dikutip dari Tribunjogja.com.
Praktik pengaturan skor secara sistematis tersebut, kata Taufiq dibuktikan adanya perangkat pertandingan yang tidak bertugas karena dianggap tidak ingin mengikuti arahan untuk melakukan pengaturan pertandingan.
Hal ini diakuinya setelah sejumlah perangkat pertandingan selain M Irham, mengaku mengalami hal tersebut.
“Praktek ini sudah bertahun-tahun. Sebenarnya teman-teman wasit dan perangkat pertandingan lain sudah gerah sejak lama karena mengetahui praktik ini,” ujar Taufiq.
“Sebenarnya mereka punya keberanian tapi tidak ada sarananya. Mereka berpikiran panjang karena ini menyangkut pekerjaan. Bisa-bisa ketika mereka berteriak tentang ketidakberesan ini malah disanksi atau diskors tidak dapat memimpin pertandingan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Taufiq mengatakan praktik ini juga dapat dilihat dari jumlah wasit yang memimpin laga Liga 2 hanya beberapa saja sementara jumlah wasit yang terdaftar jumlahnya hingga ratusan.
Maka dari itu dengan adanya Satgas Anti Mafia Bola diharapkan Taufiq bisa menjadi sarana bagi para perangkat pertandingan untuk berani berbicara membebarkan fakta dengan tujuan memperbaiki sepak bola nasional untuk lebih profesional dan bersih.
“Sekarang mumpung ada sarananya (Satgas Anti Mafia Bola). Kalau saya yakin tim ini mampu membuka tabir buruknya sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih baik. Harapannya secara keorganisasian sepak bola tanah air yakni dinormalisasi lagi,” tutur dia.
“Soal pihak-pihak yang menyuruh Irham dan perangkat pertandingan lain melakukan praktir kotor itu apakah juga mereka yang ditahan, saya tidak bisa sampaikan karena semua sudah diberikan secara gamblang ke Satgas,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Kamis (10/1) lalu, Irham mendatangi Mapolda DIY, guna memberikan fakta-fakta terbaru ke Satgas Anti Mafia Bola melalui Brigjen Pol Krishna Murti yang tengah berada di DIY.
Hingga kini, saat ini Satgas sudah menangkap dan menahan lima orang tersangka yang diduga terlibat pengaturan laga sejumlah pertandingan di Liga 2 dan 3.
Mereka yakni anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Lin Eng, anggota nonaktif Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto atau Mbah Putih.
Lalu ada mantan anggota Komisi Wasit Prianto (Mbah Pri) dan putrinya Anik Yuni Artikasari alias Tika serta wasit Liga 3 asal Garut, Nurul Safarid. (*/heu)