PASIA NAN TIGO, METRO–Para nelayan yang ada Kampung Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, mengeluhkan sulitnya mendapatkan BBM yang digunakan sebagai modal untuk melaut.
Kesulitannya adalah para nelayan hanya bisa membeli BBM dengan jumlah yang ditargetkan 500 liter perorang itu hanya dalam tenggat waktu satu bulan. Jika tidak melaut karena faktor cuaca dan sebagainya dan tanggal yang tertera di surat sudah kedaluarsa, maka para nelayan harus mengurus kembali suratnya di Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang.
Hal itu disampaikan Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kampung Nelayan Pasia Nan Tigo, Syahroni. Dia meminta agar dapat dipermudah lagi para nelayan dalam mendapatkan BBM jenis pertalite untuk bahan bakar kapal.
“Namanya saja sudah kampung nelayan, tapi nelayannya susah mendapatkan BBM,” sebutnya, Jumat (22/9)
“Kami disuruh membuat surat yang berlaku hanya satu bulan, jadi tiap bulannya itu kami hanya melaut sekitar 20 hari, jadi jika jatah tanggalnya didalam surat itu sudah habis, maka kami tidak dapat lagi membeli BBM di Pertamina,” sambungnya.
Setelah itu, para nelayan harus mengajukan surat baru yang harus disetujui Dinas Perikanan dan Pangan Kota Padang yang saat ini dijabat oleh Alfiadi. Katanya, masing-masing nelayan mendapatkan jatah untuk membeli BBM di Pertamina sebanyak 500 liter.
“Alhamdulillah cukup, namun kadang-kadang kami satu Minggu tidak ke laut, dan taunya tanggal yang tertera sebagai tenggat waktu didalam surat sudah kadaluarsa, sehingga tidak bisa kami pergunakan lagi surat itu, dan harus di urus ulang Kantor Dinas Perikanan dan Pangan, tentu kami bermodal kembali untuk ke sana,” katanya.
















