TANAHDATAR, METRO – Pengerjaan proyek yang selalu tergesa-gesa dan diburu waktu menyebabkan banyaknya pekerjaan yang tidak selesai dan banyak proyek yang gagal. Setidaknya, sepanjang tahun 2018 lalu, terdapat sepuluh pengerjaan proyek tender milik Pemkab Tanahdatar yang terbilang gagal atau ditutup.
Kepala Bagian (Kabag) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Setdakab Tanahdatar Mustika Suarman mengungkapkan, sepuluh tender yang ditutup tersebut merupakan proyek yang nilainya tidak sedikit.
”Kisaran proyek tersebut mulai dari Rp 400 hingga 500 juta, yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK),” ujar Mustika Suarman saat ditemui di ruangan kerjanya, Rabu (30/1).
Mustika mengatakan, pada tahun 2018 lalu terdapat 124 tender lelang, dari jumlah tersebut hanya sebanyak 114 tender yang selesai pengerjaannya, sepuluh lainnya gagal.
“Ini permasalahan yang terus terjadi selama ini. disebabkan oleh lamanya memasukan perencanaan, hingga waktu sangat kasif untuk pelaksanaan,” ujar Mustika.
Seharusnya sebut Mustika, pada awal tahun tender sudah dimasukan agar waktu pengerjaan dapat segera dilakukan.
”Jadi ada beberapa alasan yang menjadi penyebab gagal atau ditutup, ada karena terlambat lelang karena perubahan sistem LPSE dari versi 42 ke versi 43 sesuai Perpres pada tahun kemarin. Namun, pada umumnya disebabkan oleh tidak cukup waktu karena ketidak siapan OPD yang tidak matang untuk melakukannya,” kata Mustika.
Imbasnya tambah Mustika, dengan gagalnya pengerjaan tentu azas manfaat bagi pembangunan fisik tidak dapat dilakukan yang bermuara pada terganggunya pekerjaan OPD yang bersangkutan.
”Jika OPD menganggarkan kembali bisa saja dapat kembali dilakukan, namun hal itu tentu terlambat dari rencana awal. harusnya sudah dapat dinikmati, malah masih dalam pengerjaan,” ucap Mustika.
Beberapa proyek gagal yang termasuk kategori besar pada tahun 2018 tersebut, sebut Mustika, adalah pembangunan poliklinik Rumah Sakit Hanafiah Batusangkar. Kemudian mobiler peralatan rumah tenun di Lintaubuo, kemudian dari non fisik seperti databes perubahan dan berbagai proyek lainnya.
Untuk tahun 2019 ini sebutnya, sudah terdaftar tiga pembangunan fisik yang akan segera tayang untuk dilelang. Ketiganya itu merupakan proyek dengan kategori besar.
”Di antaranya perehaban pasar Koto Baru, Puskesmas Batipuh dan pemeliharaan berkala jalan kabupaten.
”Jika tidak ada kendala berkemungkinan pekan depan akan tayang lelang. Dan memang sedapat mungkin urusan tender dapat dilakukan pada awal tahun dan segera dilaksanakan. Jadi tidak ada pekerjaan yang terkesan tergesa-gesa pada akhir tahun yang bahkan bisa gagal seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Mustika. (ant)