GUNUNG TALANG, METRO–Hama tikus kembali membuat sejumlah petani di daerah Kabupaten Solok menjerit. Akibat serangan hama pengerat yang belakangan ini mengganas, para petani terancam gagal panen. Tidak saja tanaman padi dengan usia memasuki masa panen yang diserang hama tikus, namun tanaman padi usia mudapun tak luput terkena dampaknya.
Para petani pasrah dengan kondisi ini dan hanya berharap adanya bantuan dan perhatian dari pemerintah setempat untuk mengatasi serangan hama tikus yang semakin parah.
S Budi (36), yang akrab disapa Kak Tuo, warga Nagari Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok yang sawah miliknya terancam gagal panen akibat serangan hama tikus mengatakan, hama tikus tidak saja menyerang tanaman padi yang memasuki masa panen. Akan tetapi tanaman padi yang baru saja ditanam juga rusak dan dimakan hama tikus.
Serangan hama tikus ini, menurut Kak Tuo sudah lama dirasakan oleh para petani. Namun meski telah melakukan berbagai usaha untuk menyelamatkan tanaman padi mereka dari serangan hama tikus, namun usaha para petani tersebut tidak membuahkan hasil.
Melihat serangan hama tikus kali iini, para petani tidak dapat menikmati hasil usaha mereka bahkan justru menderita kerugian.
“Tidak dapat diselamatkan pak. Dan kami hanya pasrah dan berharap kalaupun ada perhatian dari pemerintah,” keluh Kak Tuo.
Dampak dari serangan hama tikus tidak saja merugikan para petani. Akan tetapi kondisi tersebut juga berpengaruh terhadap harga beras di pasaran. Kenaikan harga beras terjadi hampir untuk semua jenis beras.
Untuk saat ini menurut Emi (29) seorang pedagang beras, harga beras mencapai Rp12 ribu untuk setiap kilogramnya dengan beras kualitas bagus. Namun, kenaikan harga beras terjadi hampir setiap jenis beras.
Penyebab naiknya harga beras lanjutnya dipicu karena kurangnya stok beras karena menurut para petani mereka mengalami gagal panen akibat hama tikus. (vko)