SOLOK, METRO–Pemerintah Kabupaten Solok terus berupaya menyelamatkan Danau Singkarak dari kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap ekosistemnya. Wakil Bupati Solok, Candra, menegaskan bahwa penyelamatan Danau Singkarak memerlukan sinergi yang kuat, khususnya dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Ia menyampaikan rencana untuk segera menggelar rapat lanjutan bersama Gubernur setelah seluruh bahan teknis disiapkan. “Contohnya, Perda tentang cara penangkapan ikan sudah ada. Tapi jika tidak dijalankan, kita perlu pikirkan sanksinya. Bahkan, kalau perlu, hentikan semua kegiatan yang merugikan Danau Singkarak,” tegasnya.
Dia juga menyoroti peran generasi muda dan komunitas milenial untuk ikut berpartisipasi dalam aksi sporadis pembersihan danau. Namun Ia mengingatkan bahwa persoalan utama justru berada di hulu, seperti keberadaan keramba yang tidak terkendali dan persoalan sampah yang masih belum tertangani secara maksimal.
Salah satu usulan dalam penyelamatan danau pengolahan sampah melalui insinerator, yang dapat dikelola oleh pihak ketiga seperti Koperasi Merah Putih. Ini diharapkan menjadi solusi nyata pengelolaan limbah di kawasan Danau Singkarak.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Solok, Desmalia Ramadhanur, menyampaikan bahwa penanganan sampah harus menjadi prioritas utama dalam menyelamatkan Danau Singkarak. Ia mengungkapkan bahwa PLN pernah menyatakan kesediaannya untuk berkontribusi dalam penanganan sampah di kawasan danau. “Ini peluang besar yang harus kita manfaatkan. Pemerintah daerah siap membackup melalui APBD. Kolaborasi ini harus kita konkritkan agar dampaknya nyata,” ujarnya.
Menurutnya lagi, pelestarian Danau Singkarak memerlukan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat agar upaya penyelamatan tidak hanya seremonial belaka.
















