SOLOK, METRO–Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar menyampaikan dalam beberapa dekade terakhir, muncul fenomena kesenjangan antara kehidupan umat dengan ajaran agama yang dianutnya. Setiap agama melarang korupsi, tapi praktik seperti itu masih saja terjadi. “Semua agama melarang kekerasan, kebencian, dan kesewenang-wenangan, namun berbagai anomali masih seringkali dijumpai di berbagai ruang kehidupan,” ujarnya.
Amanat Mentri Agama ini disampaikan Zul Elfian dalam rangka memperingatan Hari Amal Bhakti (HAB) Ke-79 Tahun 2025 tingkat Kota Solok. Dalam hubungan ini, lanjutnya mendekatkan jarak psikologis dan jarak sosial antara pemeluk agama dan ajaran agama menjadi tolak ukur keberhasilan tugas Kementrian Agama yang amat substansial.
“Semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, menjadi bukti sukses tugas Kementrian Agama. Tantangan ini perlu disadari dan dijawab oleh segenap jajaran Kementrian Agama di seluruh Indonesia,” kata Zul Elfian.
Dikatakan Zul Elfian, bahwa salah satu tugas terpenting Kementrian Agama, di samping bimbingan kehidupan beragama dan sarana peribadatan, ialah peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Proses pendidikan akan menghasilkan SDM unggul dalam karakter, penguasaan sains teknologi, literasi dan memiliki kepedulian sosial. “Anak-anak dan peserta didik yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia adalah modal kekuatan bangsa dalam mengarungi percaturan global,” jelasnya.
Pemberdayan ekonomi umat kata Zul Elfian juga menjadi konsentrasi Kementerian Agama. Ini dilakukan dalam upaya mewujudkan asta cita pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Hal itu antara lain dilakukan Kementrian Agama melalui Program Kemandirian Pesantren, pengembangan ekosistem ekonomi haji, serta optimalisasi pemberdayaan tata kelola zakat, wakaf dan lainnya.
“Kementrian Agama juga terus berkomitmen pada proses reformasi birokrasi dan penguatan meritokrasi dalam tata kelola organisasi,” tandasnya. (vko)
Komentar