SOLOK, METRO–Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok melakukan pendampingan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata Kota (CSAK) 2024. Salah satu sekolah yang didampingi yakni SDN 12 Simpang Rumbio. DLH Kota Solok mengirim sembilan orang tim pendampingan hadir ke sekolah. Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Agus Susanto mengatakan SDN 12 Simpang Rumbio belum pernah mengikuti Calon Sekolah Adiwiyata.
“Pihak sekolah meminta bantuan DLH untuk mensosialisasikan GPBLHS (Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah) menuju Calon Sekolah Adiwiyata Kota (CSAK) 2024,” ujarnya.
Agus menerangkan mengenai perlunya pendidikan di sekolah melalui Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS). Gerakan PBLHS adalah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan oleh sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.
“Suksenya sekolah menerapkan gerakan PBLHS tidak hanya berdampak kepada DLH saja, tetapi juga untuk menciptakan generasi emas Kota Solok ke depannya,” jelasnya.
Sementara Penyuluh Lingkungan, Nelli Amrianis, juga menerangkan kriteria penilaian CSAK saat ini penekanannya berbeda dengan sebelumnya. Untuk sekarang lebih ditekankan kepada perilaku di sekolah dibandingkan infrastruktur. Poin yang dinilai ialah perilaku yang menerapkan 6 aspek dari sanitasi sampai ke inovasi. Infrastruktur tidak lagi menjadi penilaian utama.
“Berdasarkan keadaan SDN 12 Simpang Rumbio saat ini, belum bisa dinilai sebagai Calon Sekolah Adiwiyata, karena menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 53 Tahun 2019, sekolah yang bisa diajukan sebagai Calon Sekolah Adiwiyata, paling sedikit 12 (dua belas) bulan setelah pengesahan Rencana Gerakan PBLHS,” ucap Nelli.
Namun begitu menurutnya seiring tahun berjalan, DLH selalu bersedia dan siap membantu mendampingi dan membina sekolah menjadi Calon Sekolah Adiwiyata hingga nantinya di tahun 2025 sekolah siap untuk dinilai. (vko)