Kota Solok Nomor Dua Tertinggi di Sumbar, Pertumbuhan Ekonomi Capai 4,81 Persen

MUSRENBANG RKPD— Pemko Solok menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Solok tahun 2025.

SOLOK, METRO–Musyawarah Perenca­naan Pembangunan (Mus­renbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Solok tahun 2025, merupakan rangkaian Musrenbang yang su­dah dimulai sejak Pra Musrenbang di tingkat RW, berjenjang di kelurahan, kecamatan hingga final di ting­kat Kota.

Jefrizal, Asisten II Sekretariat Pemko Solok me­ma­parkan capaian Pemerintah Kota Solok pada ta­hun sebelumnya. Seperti pertumbuhan ekonomi Ko­ta Solok yang mencapai 4,81 persen merupakan nomor dua tertinggi di Su­matera Barat setelah Kota Padang Panjang sebesar 4,84 persen.

Pertumbuhan ekonomi ini juga menunjang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Solok. IPM Kota Solok terus membaik dan tumbuh positif, dari 73,4 pada tahun 2005 menjadi 79,35 tahun 2022. Tahun 2023 tercatat naik menjadi 79,66. “IPM Kota Solok di atas rata-rata nasional dan berada pada peringkat keempat di Sumatera Barat,” papar Jefrizal.

Disebutkan Jefrizal. Pemerintah Kota Solok juga dinilai berhasil dalam pemberantasan kemiskinan. Saat ini Kota Solok masuk dalam tujuh besar kota dengan tingkat kemiskinan terendah di Indonesia ta­hun 2023 sebesar 3,05 persen.

Selama pelaksanaan RKPD, Jefrizal meminta peran aktif peserta yang hadir guna menyuguhkan yang terbaik untuk perencanaan pembangunan Ko­ta Solok. “Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi sarana koordinasi antar pemangku kepentingan sehingga perencanaan pembangunan Kota Solok tetap menjadi yang terbaik,” ajaknya.

Sementara Kepala Bap­peda Kota Solok, Desmon menyampaikan, kondisi Kota Solok berdasarkan capaian pembangunan di 2023. Rata-rata Pendapatan Perkapita Penduduk Kota Solok mencapai Rp67,6 juta dengan angka ketimpangan pendapatan (Gini Ratio) 0,256.  Tingkat ketimpangan pendapatan menujukkan perbaikan tiga tahun terakhir, tahun 2021 tercatat 0,277.

Selama tahun 2023 Ting­kat Pengangguran Terbuka (TPT) berada di angka 3,72 persen. TPT Kota Solok nomor 3 terendah di Sumatera Barat.  “Capaian Pemerintah Kota Solok juga dibarengi dengan komitmen Pemerintah Kota Solok dalam pengelolaan ke­uangan daerah sehingga mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keu­angan,” tandasnya.

Lebih lanjut Kepala Bap­peda menyampaikan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan da­lam Musrenbang RKPD tahun ini. Seperti tahun 2025 adalah awal dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) 2025-2045 yang sekaligus juga langkah awal dari RPJPD tingkat provinsi dan pemerintah Kota. Tahun 2025 mendatang.

Target yang akan dicapai pada tahun depan. Di antaranya target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 di angka 5,07 persen. Sedangkan pendapatan perkapita ditargetkan naik menjadi Rp76,13 juta, selanjutnya penurunan kemiskinan menjadi 2,43 persen.

Musrenbang RKPD tahun 2025 ini juga terintegrasi dengan rembuk stunting sebagai komitmen Pemerintah Kota dalam mengatasi masalah tumbuh kembang anak di Kota Solok.  Rembuk stunting dipimpin oleh Kepala Bi­dang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Olstrin Priyufa.

Ia menyampaikan pre­valensi stunting Kota Solok pada tahun 2022, berada di angka 18,22%, untuk mencapai kondisi ideal perlu penurunan sekitar empat persen lagi.

Kabid P3MS mengingatkan kembali komitmen ber­sama dalam penuru­nan stunting yang bisa dilaksanakan dari semua lini, sehingga apa yang direncanakan dan menjadi target dapat tercapai. “2045 Indonesia emas akan sulit tercapai jika anak yang dibesarkan tahun ini menderita atau mengalami stunting,” ungkapnya.

Menurut Olstrin rembuk stunting adalah kegiatan yang diwajibkan pemerintah sebagai langkah awal, agar semua pihak terkait terintegrasi dalam mengawasi dan keluarga berisiko stunting. Kegiatan Musrenbang RKPD 2025 diakhiri dengan penandatanganan dokumen RKPD oleh seluruh pemangku kepentingan perencanaan pembangunan daerah. (vko)

Exit mobile version