SOLSEL, METRO–Kabagren Polres Solok Selatan Kompol H Syafrizen SH, Datuk Rang Batuah, berikan ceramah peringatan Isra Mi‘raj Nabi Muhammad SAW di SMPN 3 Solok Selatan, Rabu (7/2). Namun sebelum acara itu dimulai, para siswa dan gurur melakukan shalat Duha berjamaah yang berlangsung di halaman sekolah itu dihadiri ratusan siswa termasuk majelis guru.
Dalam ceramahnya Kompol H Syafrizen SH Datuak Rangt Batuah, sehari hari menjabat sebagai Kabagren di Polres Solok Selatan yang selalu didukung penuh Kapolres Solok Selatan AKBP Arif Mukti S.A.S. SH, Sik ini menceritakan sejarah Isra Mi‘raj Nabi Muhammad SAW.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW pernah melakukan perjalanan yang sangat jauh, tetapi hanya dilakukan selama satu malam. Ia berangkat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Bukan hanya itu, dirinya juga menginjakkan kaki ke langit ke-7. ”Peristiwa yang sangat sulit diterima oleh akal ini dikenal dengan sebutan Isra Miraj. Kendati demikian, seorang muslim tidak boleh menolak kebenaran perjalanan Rasulullah itu, melainkan wajib mengimaninya,” sebut Syafrizen.
Kita tentu bertanya-tanya, bagaimana sejarah dari kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, kan? Apa saja yang ia lakukan selama perjalanan tersebut? Isra artinya ‘perjalanan di malam hari’, sedangkan Miraj berarti ‘alat yang digunakan untuk naik’. Adapun pengertian Isra Miraj Nabi Muhammad SAW adalah perjalanan Nabi dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) pada malam hari yang kemudian dilanjut dengan perjalanan hingga menembus langit ketujuh.
Peristiwa Isra Rasulullah dari Makkah ke Palestina terekam dalam Surah Al-Isra’ ayat 1. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Isra, [17]:1).
Sementara untuk Miraj, perjalanan tersebut kebanyakan dibahas dalam riwayat hadis, terutama Bukhari dan Muslim. Selanjutnya, momentum tentang sejarah Isra dan Mi’Raj Nabi Besar Muhammad SAW. Inti dari peringatan ini adalah Shalat lima waktu.
Menurut Syafrizen, per bedaan umat Islam dengan umat lainnya terletak pada Shlat, maka dari itu wajar kalau Shalat dikatakan sebagai tiang agama. Dan yang paling hebatnya lagi, adalah shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Oleh karena itu saya mengajak kepada para jama’ah sekalian yang hadir diacara ini agar selalu mendirikan Shalat lima waktu. Karena dengan Shalat akan mencegah perbuatan keji dan munkar.
“Melalui shalat juga kita bisa berdialog langsung dengan sang Khalik dan dengan shalat bisa membawa ketenangan bathin yang selama ini mengganggu pikirin kita,” ujar Syafrizen dalam ceramah Isra Mi`raj nya. (ped)