Koto Solok menjadi Daerah Pilot Project KSP  

WALI Kota Solok Zul Elfian menyambut kedatangan tamu dalam kegiatan Pilot Project Knowledge Sharing Program.

Kota Solok menjadi salah satu daerah Pilot Project Knowledge Sharing Program (KSP). Proyek ini merupakan kerjasama teknis antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan tema “Empowering Family on Continuum of Care for Maternal, Newborn and Child Health Trough Collaboration Across Sector by Using MCH Handbook”.

Sebanyak 8  negara yakni Cambodia, Kenya, Tajikistan, Timor Leste, Laos, Vietnam, Thailand, dan Madagaskar me­ngirimkan delegasinya untuk melaksanakan program tersebut di Kota Solok. Ketika mengunjungi Kota Solok, kedatangan rombongan disambut langsung Wali Kota Solok, Zul Elfian Umar di Gedung Kubuang Tigo Ba­leh, Kota Solok, kemarin.

Sebelumnya, program KSP tersebut secara resmi dilaunching oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi bersama Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono dan Chief JICA Indonesia, Takehiro Yasui di Auditorium Gubernuran Sumbar.

Wali Kota Solok, Zul Elfian dalam sambutannya mengatakan Kota kecil dengan mimpi besar, yang tertulis dalam Visi Kota Solok, “Terwujudnya Kota Solok yang diberkahi, Maju dan Sejahtera melalui Pe­ngembangan Sektor Perdagangan dan Jasa yang Modern”. Jumlah pertambahan penduduk Kota Solok pada tahun 2016-2022 relatif stabil. Pergerakan jumlah penduduk ini selain karena faktor pertumbuhan penduduk alami (kelahiran dan kematian), mutasi penduduk (pindah masuk dan pindah keluar) juga karena adanya proses update data kependudukan yang terpusat dalam Satu Data Kementerian Dalam Negeri.

“Angka kematian ibu merupakan ukuran dalam menilai derajat kesehatan. Melalui program kesehatan, pemerintah berusaha menurunkan angka kematian ibu dan balita. Kebijakan dan strategi program kesehatan melalui pendekatan tepat serta sasaran jelas akan mempengaruhi efektivitas dan efisiensi serta pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan kematian. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) bertujuan untuk kemandirian keluarga dalam memelihara ke­sehatan, mencegah serta menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak,” jelas Zul Elfian.

Kwemudian kata Zul Elfian, buku KIA merupakan alat pencatatan dan pemantauan kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi, informasi dan edukasi antara tenaga kesehatan dan dengan ibu/ keluarga, dan dapat digunakan di semua fasilitas kesehatan.  Pemanfaatan buku KIA ini merupakan salah satu program prioritas di Indonesia, karena melalui penerapan buku KIA ini mendukung upaya pencegahan dan deteksi dini masalah kesehatan dan gizi ibu dan anak ditingkat keluarga, fokus catatan pada pelayanan kelompok pendudukan paling rawan (ibu hamil dan balita) berdampak positif bagi kesehatan dan per­kembangan anak usia dini sejak dalam kandungan ibu sampai ber­umur lima tahun.

Sudah begitu banyak inovasi yang dilahirkan untuk menurunkan kasus kematian Ibu dan anak, diantaranya KIDS AND MOMS CARE, PSC 119, KARTU PELANGI, CEMILAN RESTI (CEgah kehaMILAN Re­siko Tinggi),BUMI SEGITIGA (Budaya Makan Ikan bagi Setiap keluarga dan balita), PUTRI TAMIA (remaja Putri Tanpa anemia), KEMPING BEKEN (Kader pendamping Bayi kecil Kembali Normal), BA­RA­LEK CETAR (Bangun Keluarga intelek sehat Cerdas dan pintar), dan masih banyak inovasi-inovasi yang lainnya, yang bahkan dari dulu kita melakukan pencegahan untuk dapat melahirkan anak-anak yang sehat dan berkualitas yang nantinya menjadikan Aset yang berharga bagi orang tuanya dan juga negara yang kita cintai.

Selain itu Dinas Kesehatan dengan dukungan program strategisnya juga sudah melaksanakan program PSC (Publik Safety Centre). Program ini merupakan layanan gawat darurat 24 jam yang diberikan kepada masyarakat yang mempunyai keterbatasan menjangkau akses fasilitas kesehatan dan sudah terlaksana sejak Tahun 2017. Pemerintah Kota Solok juga telah berkomitmen bahwa tidak ada penduduk Kota Solok yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Buku KIA terdapat catatan dan informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, kartu me­nuju sehat untuk bayi dan balita. Pemanfaatan yang efektif oleh petugas maupun ibu/ keluarga menurunkan angka kematian ibu dan anak, mencegah kehamilan beresiko, mencegah bayi berat lahir ren­dah, penyakit penyerta seperti anemia dan malnutrisi.

“Sebagai Kepala Daerah, kami sangat mendukung sepenuhnya kegiatan ini sehingga dapat terwujudnya tujuan kita bersama yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta menurunkan prevalensi stunting, asalkan buku KIA nya dilengkapi lembar de­mi lembar, artinya standar pelayanan sudah diberikan sesuai dengan pedoman yang menjadi acuan petugas,” ujar wako. (vko)

Exit mobile version