Hindari Ketergantungan Pupuk Kimia, Pemko Gencarkan Petani Pakai Pupuk Organik

SOLOK, METRO–Pemko Solok terus gencarkan pemakaian pupuk alternatif atau pupuk organik kepada petani di Kota Solok. Hal ini menghindari ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. “Karena adanya keterbatasan subsidi pupuk saat ini, maka diharapkan petani dapat menggunakan pupuk kompos. Dan selain itu petani harus diedukasi mengenai pentingnya kandungan unsur hara didalam tanah,” ujar Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kota Solok Joni Harnedi.

Menurutnya, kelangkaan pupuk sudah menjadi isu nasional saat ini. Petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Ia juga mengatakan, hingga saat ini untuk pupuk NPK Phonska sebanyak 385 ton telah habis seluruhnya sampai Agustus 2022. Selain itu pupuk SP-36 saat ini juga tidak ada disubsidi oleh pemerintah lagi.

Permasalahan pupuk lainnya yakni seperti harga pupuk non subsidi yang meroket tinggi dan kurangnya pemakaian pupuk organik oleh petani sawah.  “Atas dasar itu, kita sudah berikan pelatihan tematik tentang pupuk dan pemupukan padi sawah bagi petani dan penyuluh,” tambahnya.

Sebelumnya, Wako Solok, Zul Elfian mengimbau dinas terkait untuk memaksimalkan sosialisasi terkait penggunaaan pupuk organik. Dengan memberikan pelatihan rutin, dengan harapan bisa memberikan masukan yang positif dalam pengembangan sektor pertanian di Kota Solok.

Ia menegaskan, dinas terkait harus mampu merealisasikan program-progam yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pengetahuan petani dalam mengolah bahan-bahan organik menjadi pupuk serta pakan ternak.

Ia juga menjelaskan bahwa penggunaan pupuk organik selain dapat memperbaiki struktur tanah, juga dapat meningkatkan produktivitas lahan di Kota Solok.

Tentunya, hal tersebut sejalan dengan tujuan Pemerintah Kota Solok dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak untuk meningkatkan taraf kehidupan dan kemampuan ekonomi yang lebih baik, maju dan berkembang secara simultan (sustainable) dengan cara pemanfaatan seluruh potensi yang ada di Kota Solok.

Lebih lanjut, menurut Zul Elfian, saat ini pertanian bukan lagi sekedar penyambung hidup petani, tapi sudah menjadi bisnis, dalam artian komoditi-komoditi yang berasal dari kota Solok, sudah memiliki pasar dan segala tuntutannya.

“Sehingga, disamping tetap menjaga kualitas, mau tidak mau jumlah pro­duksi dan jangka waktu panen menjadi prioritas para petani,” tambahnya.

Atas dasar itu, sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, masyarakat memilih untuk memupuk kebun me­reka dengan pupuk kimia ketimbang pupuk organik, yang dipercaya membuat pertumbuhan tanaman lebih cepat dari biasanya. (vko)

Exit mobile version