SOLOK, METRO – Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Suwandi meresmikan Agrowisata Payo dan Agrowisata Kampung Durian di Batu Patah, Payo Kelurahan Tanah Garam, Rabu (5/12). Kedua Agrowisata ini sudah dua tahun ini dimulai pengembangannya.
Peresmian tersebut dihadiri Kepala Puslitbang Hortikultura Balitbangtan Kementan RI, Hardiyanto, Asisten II Bidang Perekonomian Sumbar, Benny Warlis, Wali Kota Solok, Zul Elfian, Wakil Wali Kota Solok, Reinier. Kemudianm, Kepala Balai Penelitian Buah Tropika, Ellinamansyah, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumbar, Jevky Hendra dan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumbar, Candra.
Wali Kota Solok, Zul Elfian mengungkapkan rasa kegembiraannya atas kedatangan Dirjen Hortikultura tersebut yang langsung meresmikan Agrowisata Payo dan Agrowisata Kampung Durian di Kota Solok. “Kota Solok telah membalikkan keraguan sebagian orang yang menyatakan bahwa Bunga Krisan tidak cocok untuk dibudidayakan di Payo. Ternyata setelah kurang lebih 2 tahun berjalan, Bunga Krisan di Payo dapat tumbuh secara baik dan mempunyai kualitas A dari penilaian peneliti dari Balithi,” ungkap Zul Elfian.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Suwandi menyatakan dukungannya atas Agrowisata Payo yang paket lengkap. Ia menyebutkan, komoditas yang ada di Agrowisata Payo, yaitu Kopi, Bunga Krisan, Alpukat dan Manggis. Khusus untuk krisan, saat ini Jepang dan China membutuhkan bunga krisan untuk warna putih dan kuning. Mereka menggunakan krisan untuk upacara keagamaan.
Suwandi menyarankan untuk produk kopi agar dikombinasikan dengan alpukat untuk dijadikan avocado coffe. “Ramuan kopi dengan alpukat dapat meningkatkan stamina dan memperlancar nafas. Dengan demikian terdapat keunikan yang dapat dijual ke masyarakat. Selalu optimis dan mengedepankan kerja sama dalam mencapai tujuan,” kata Suwandi mengingatkan.
Asisten II Bidang Perekonomian Sumbar, Benny Warlis menyatakan, Kota Solok harus dapat memanfaatkan beberapa keuntungan, baik keuntungan geografis dan keuntungan secara teknis. Keuntungan geografis yaitu letak Kota Solok di persimpangan jalur Padang-Medan-Jakarta, sedangkan keuntungan teknis dengan terdapatnya tiga balai dari Kementerian Pertanian RI yaitu BPTP, Balitbu dan Balitro. Hal ini seyogyanya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung agrowisata.
“Sumbar terus meningkatkan nilai jual kepariwisataan dengan membangun beberapa infrastruktur. Infrastruktur ini diharapkan dapat membuat nyaman para wisatawan yang datang ke Sumbar seperti toilet dan penginapan,” lanjut mantan Sekda Kota Payakumbuh ini. (vko)
Komentar